cpu-data.info

Asal Muasal Istilah "Spam", Ternyata dari Makanan Kalengan

E-mail Phising
Lihat Foto

- Spam alias pesan sampah sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pengguna komputer dan gadget. Spam adalah e-mail atau pesan dalam bentuk lain dari pengirim tak dikenal yang bermuatan iklan atau promosi, hingga upaya phising dan penipuan.

Spam biasanya dikirimkan ke banyak penerima sekaligus untuk memperluas jangkauan dan memperbesar kemungkinan ada orang yang tergiur promosi atau terjebak upaya jahat pengirimnya.

Lantaran sifatnya itu, jumlah spam terbilang sangat banyak. Firma sekuriti Kaspersky mengatakan, pada 2023, 45,60 persen e-mail yang terkirim di seluruh dunia dikategorikan sebagai spam.

Baca juga: 4 Cara Blokir E-mail Spam di Gmail dengan Mudah agar Tak Terganggu

Istilah "spam" sebagai sebutan untuk e-mail macam demikian masuk ke kamus bahasa Inggris Oxford pada 1998, sebagai kata kerja yang mengacu pada aktivitas pengiriman pesan sampah (spamming) dan kata benda yang mengacu pada e-mail spam.

Meskipun kini familiar, kata "spam" sendiri sebenarnya berasal dari sesuatu yang tidak berkaitan dengan dunia teknologi, yakni sebuah produk makanan kaleng.

Berawal dari daging kalengan

Spam adalah nama daging kalengan mirip kornet yang pertama kali diperkenalkan oleh Hormel Foods pada 1937 di Amerika Serikat. Menurut situs Hormel Foods, nama "Spam" dicetuskan oleh Ken Daigneau, kakak dari Vice President Hormel Foods ketika itu.

Daigneau mengikuti sayembara berhadiah 100 dollar AS untuk mencari nama calon produk baru Hormel Foods yang berbahan daging babi itu. Arti nama "Spam" tidak diungkap ke publik, tapi diduga merupakan singkatan dari "Spiced Ham" atau "Shoulder of Pork and Ham".

Daging kalengan Spiced Ham buatan Hormel Foods dari tahun 1936 yang kemudian dinamai ulang sebagai Spam, di Museum Spam di Austin, Amerika SerikatWikipedia Daging kalengan Spiced Ham buatan Hormel Foods dari tahun 1936 yang kemudian dinamai ulang sebagai Spam, di Museum Spam di Austin, Amerika Serikat
Makanan kaleng dari Hormel Foods itu ternyata sukses di pasaran dan populer di kalangan konsumen sehingga kemudian diangkat dalam salah satu episode acara TV grup komedi asal Inggris, Monty Python, pada 1970.

Dalam salah satu adegan, digambarkan sebuah kafe yang semua menu makanannya terbuat dari Spam sehingga membuat kesal seorang pengunjung yang tidak suka Spam.

Baca juga: Cara Blokir Otomatis Telepon Spam dari Kontak Tak Dikenal di HP Xiaomi

Pemilik kafe dan para pelanggan lain terus menerus memaksa dengan bernyanyi "Spam, Spam, Spam!" sehingga berisik dan mengganggu si spengunjung yang tak suka dengan produk tersebut.

Spamming pertama di internet

Pesan spam pertama konon dikirim sebelum istilah itu marak digunakan. Pengirimnya adalah Gary Thuerk yang bekerja sebagai tenaga pemasaran perusahaan komputer Digital Equipment Corporation (DEC).

Pada 1978, Thuerk mengirim pesan secara massal di jaringan ARPANET (proyek cikal bakal internet yang menghubungkan komputer di kampus-kampus dan institusi pemerintah AS) untuk mengiklankan produk komputer DECSYSTEM-20 buatan DEC.

Pesan Thuern terkirim ke 400 dari total 2.600 orang yang memiliki akun e-mail di ARPANET. Thuerk mengeklaim e-mail spam yang dikirimnya menghasilkan penjualan senilai 12 juta dollar AS.

Baca juga: Dapat SMS Spam dan Promosi Terus Menerus di iPhone? Begini Cara Mengatasinya

Namun, para penerima e-mail promosi dari Thuerk banyak yang merasa kesal dan mengadu ke Departemen Pertahanan AS selaku pengelola ARPANET. Thuerk berjanji tidak akan mengulangi tindakannya.

Beberapa tahun setelahnya, istilah spam mulai dipakai untuk mengacu pada pesan sampah pada awal 1980-an di komunitas Multi-user Dungeon (MUD, game online awal berbasis teks).

Tidak diketahui siapa yang pertama menggunakannya, tapi ketika itu istilah Spam memang terinspirasi dari adegan komedi di episode TV Monty Python untuk menyebut aktivitas membanjiri database atau kolom chat dengan banyak teks yang tak berguna.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat