Dell PHK 12.000 Karyawan, Ingin Fokus Layanan AI Modern
- Raksasa teknologi AS, Dell mengambil keputusan untuk mengurangi karyawannya. Pemutusan hubungan kerja (PHK) di Dell ini dikabarkan berimbas pada belasan ribu karyawan.
Hal ini diketahui setelah Dell mengadakan pertemuan dengan karyawan pada Selasa (6/8/2024) pagi, yang diikuti dengan gelombang perubahan status karyawan Dell di jejaring profesional LinkedIn.
Dell pun mengonfirmasi kabar PHK ini kepada outlet media The Register, mengatakan bahwa perusahaan sedang melakukan reorganisasi di tim dan menyiapkan sejumlah langkah untuk menjadi perusahaan yang lebih ramping.
Baca juga: Dell: Peluang Generative AI di Enterprise Masih Terbuka Lebar
"Kami menggabungkan tim dan memprioritaskan di mana kami akan berinvestasi," tulis Dell dikuti KompasTekno dari The Register, Jumat (9/8/2024).
"Kami terus mengembangkan bisnis kami, sehingga kami siap untuk memberikan inovasi, nilai, dan layanan terbaik kepada pelanggan dan mitra kami," imbuhnya.
Sebelumnya, beredar juga memo internal dari eksekutif tim penjualan Dell, John Byrne dan Bill Scannell yang dilihat oleh Bloomberg, yang menyinggung soal PHK ini.
Dalam memo itu, Byrne dan Scannell mengatakan Dell bertujuan untuk tumbuh lebih cepat dibanding pasar, dengan cara mengembangkan IT dan AI modern bagi pelanggan organisasi.
Meski demikian, Dell tidak menyebutkan berapa banyak jumlah karyawan yang akan di-PHK, meskipun beberapa perkiraan menyebutkan jumlahnya mencapai 12.500 orang, dan juga menyasar petinggi-petinggi Dell.
The Register mengatakan bahwa sebagian besar pengurangan karyawan terjadi di divisi penjualan.
Sebagai catatan, pada awal 2023, Dell Technologies juga telah mem-PHK sebanyak 6.650 karyawannya atau 5 persen dari total karyawan Dell secara global.
Susul Intel
PHK di Dell menambah daftar pengurangan karyawan perusahaan teknologi dunia di pertengahan 2024 ini.
Baca juga: Intel PHK 15.000 Karyawan Imbas Pendapatan Turun
Seminggu sebelumnya, pabrikan semikonduktor AS, Intel juga dikabarkan mem-PHK 15.000 karyawannya.
Dalam memo yang dibuat CEO Intel, Pat Gelsinger, ia memaparkan bahwa pendapatan Intel belum tumbuh seperti yang diharapkan.
Tren AI yang diikuti Intel pun belum begitu mendongkrak pertumbuhan Intel dengan signifikan. Walhasil, Intel perlu melakukan efisiensi.
"Pengeluaran kami terlalu tinggi, margin kami terlalu rendah. Kami perlu mengambil keputusan berat untuk mengatasi keduanya, terutama mengingat laporan keuangan dan prospek kami untuk semester II-2024 yang lebih sulit dari prediksi sebelumnya," ungkap Gelsinger.
Terkini Lainnya
- 5 Besar Vendor Smartphone Dunia Akhir 2024 Versi Canalys
- OpenAI Rilis Fitur Tasks untuk ChatGPT, Ini Fungsinya
- Motorola Moto G Power 2025 Meluncur, HP Android Berstandar Militer
- Meluncur Besok, Intip Bocoran Harga dan Spesifikasi Oppo Reno 13 di Indonesia
- Viral Video Pria Transaksi Pakai Apple Watch, Apple Pay Sudah Bisa di Indonesia?
- Earbuds Nothing Ear (open) Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,5 Juta
- Link Download Red Note, Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai
- Minggu, TikTok Dikabarkan Tutup Aplikasi di AS
- Induk Facebook PHK 3.600 Karyawan yang Kurang Kompeten
- Bos Instagram Bocorkan Jenis Konten yang Bakal Sering Dimunculkan di IG Tahun Ini
- Pilih Cloud Storage atau Hard Drive, Mana yang Ideal?
- Apa Itu Red Note? Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai di AS
- Honkai Star Rail 3.0 Meluncur, Ada 7 Update Karakter, Area, dan Mekanisme Game
- 4 Tips Hapus Jejak Digital di Internet dengan Aman
- Pemerintah Berencana Batasi Usia Bermedsos bagi Anak
- Sony Pamer Sensor Baru, Diklaim Tingkatkan Kualitas Kamera HP
- Jadwal Lengkap Kompetisi MPL Season 14 Babak Regular Season, Mulai Besok
- Sekian Jumlah PS5 yang Terjual sampai Sekarang, Masih Kalah Jauh dari PS4
- Riset Canalys: 5 Besar Vendor Smartphone di Indonesia Kuartal II-2024, Xiaomi Teratas
- Cooler Master Umumkan Monitor Gaming 57 Inci Widescreen "Dual 4K"