Pakar: AI Tidak Gantikan Manusia, tapi Orang yang Tak Bisa Pakai AI Akan Terganti
- Dampak teknologi kecerdasan buatan (AI) terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan di masa depan masih menjadi perdebatan.
Ada yang bilang AI akan menggantikan pekerja manusia untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, ada pula yang bilang AI justru akan membantu manusia untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka.
Perintis Google Brain, Andrew Ng juga mengutarakan pendapatnya tentang dampak AI terhadap lapangan pekerjaan di masa yang akan datang.
Google Brain adalah divisi riset AI yang fokus untuk mengembangkan beragam model pembelajaran AI struktural yang cara kerjanya otak manusia (deep learning). Tim ini berada di bawah naungan Google AI.
Dalam sebuah acara seminar yang digelar Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand sekitar pekan lalu, Andrew optimistis dan menyebut AI tidak akan menggantikan lapangan pekerjaan yang selama ini diisi oleh manusia.
Baca juga: AI Google Sabet Medali Perak di Olimpiade Matematika Internasional
Namun, ada kemungkinan orang yang telaten menggunakan AI akan jauh lebih cerdas dalam bekerja ketimbang orang yang tidak paham pemanfaatan AI. Singkatnya, kesempatan kerja orang yang paham penggunaan AI akan lebih besar dan orang yang tidak pakai AI bisa tergantikan.
"Pada sebagian besar pekerjaan, jika 20-30 persen pekerjaan tersebut menerapkan sistem otomatisasi, maka sisanya tentunya akan mengandalkan tenaga kerja manusia," kata Andrew dalam acara seminar yang ditayangkan di kanal YouTube Alg KM - Algorithmics.
"Ini juga berarti AI tidak akan bisa menggantikan pekerjaan manusia, dan manusia yang memakai AI bisa saja akan menggantikan pekerjaan manusia yang tidak memakai AI atau tidak tahu apa itu AI," imbuh Andrew.
Selain optimis AI tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan bagi manusia, Andrew juga yakin bahwa otomatisasi hanya akan membantu suatu perusahaan untuk menghasilkan inovasi baru saja, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BusinessInsider, Selasa (30/7/2024).
Baca juga: Chatbot Meta AI Punya Fitur Imagine Me, Bisa Animasikan Foto Jadi Apapun
Di samping itu, Andrew juga melanjutkan otomatisasi yang mengandalkan AI juga tidak selalu berkaitan dengan efisiensi dan penghematan, dan tidak sepenuhnya menjadi teknologi yang menguntungkan bagi perusahaan di masa depan.
Pernyataan Andrew tentang masa depan AI dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan teknologi tersebut bisa ditonton melalui kanal YouTube Alg KM - Algorithmics di tautan berikut ini.
AI Google sabet medali perak olimpiade matematika
Kecerdasan buatan kini makin cerdas. Buktinya, AI buatan Google bahkan bisa mengerjakan soal matematika rumit yang dilombakan dalam olimpiade.
Dua model AI bikinan Google DeepMind (divisi AI Google), yaitu AlphaProof dan AlphaGeometry 2, sukses memecahkan empat dari enam soal yang diujikan di ajang Olimpiade Matematika Internasional (IMO) 2024 yang digelar di kota Bath, Inggris pekan lalu.
AlphaProof adalah model AI yang dirancang Google untuk menjawab dan membuktikan kebenaran dari suatu persoalan matematika kompleks.
Dalam prosesnya, model AI ini akan menganalisa soal matematika yang sudah diubah ke dalam format angka dan bahasa (formal language) terlebih dahulu, sebelum bisa menjawab dan menjabarkan solusi dari soal tersebut.
Sementara itu, AlphaGeometry 2 adalah model AI yang bisa menyelesaikan persoalan matematika yang melibatkan visual dan bidang geometri.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- Cari Lagu Populer di TikTok Kini Cukup dengan Bersenandung
- Instagram Rilis AI Studio, Bisa Bikin "Kembaran AI" untuk Chatting dengan Followers
- Prosesor Menengah Intel Ternyata Juga Terdampak Masalah Rawan Crash
- Shutterstock dan Nvidia Bikin Layanan AI untuk Bikin Model 3D
- Oppo K12x 5G Resmi, Ponsel Tahan Banting Mirip Oppo A60