Penjelasan Menkominfo di DPR soal Serangan Ransomware Dinilai Mengecewakan

- Anggota Komisi I DPR RI Mukhlis Basri mengkritik pemaparan materi dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat rapat kerja di gedung DPR RI Senayan, Kamis (27/6/2024), terkait serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
Mukhlis mengatakan, Menkominfo Budi Arie Setiadi terkesan meremehkan serangan ransomware yang berdampak terhadap layanan di 282 instansi pemerintahan.
Pada awal rapat kerja tersebut, Menkominfo Budi Arie membagikan gambaran data serangan ransomware per negara tahun 2022 dan 2023, yang mana Amerika Serikat menjadi negara paling terkena dampak ransomware (40,34 persen), sedangkan Indonesia hanya 0,67 persen.
"Ransomware ini menjadi perhatian seluruh dunia dan menjadi perhatian kita bersama," kata Budi Arie.
Menanggapi paparan data ini, Mukhlis Basri mengatakan bahwa respons dan pemaparan yang diberikan Menkominfo menyiratkan bahwa serangan ini seolah-olah merupakan isu yang kecil.
Baca juga: Data PDNS Kena Ransomware dan Tak Ada Backup, DPR: Ini Kebodohan
"Saya memberi jempol kepada bapak (Budi Arie) karena bapak ditekan preman harus menebus 8 juta dollar AS (sekitar Rp 131,2 miliar), tapi bapak tetap bertahan, artinya jiwa nasionalis bapak baik. Tapi saya langsung kecewa juga sedikit, karena bapak langsung memaparkan data pembanding dengan negara lain," kata Mukhlis di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
"Dianggap bahwa Indonesia masih kecil, masih 0,67 persen. Jadi seolah-olah persoalan ini ya persoalan masih kecil, kira-kira seperti itu yang membuat saya kecewa," imbuh Mukhlis.
Senada dengan Mukhlis, anggota Komisi I DPR RI Sturman Panjaitan juga menyampaikan kekecewaannya.
"Saya melihat pak Menteri (Budi) tidak menceritakan penyebab masalah (ransomware) itu. Hanya menceritakan dunia sudah terserang ransomware, dan Indonesia baru terkena 0,67 persen saja," katanya.
"Bapak hanya menceritakan penanganannya, seolah-olah persepsi saya pribadi, sepertinya Kominfo tidak mau tahu soal masalah ini," lanjut Sturman.
Pertanyaan seputar penyebab ransomware ini juga disinggung oleh Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. Meutya bertanya apakah ada kelalaian pegawai Telkom, selaku pihak pengelola PDN, yang membiarkan ransomware masuk ke PDN.
Direktur Network dan IT Solution Telkom Herlan Wijanarko menjawab bahwa sampai saat ini mereka masih menunggu hasil audit forensik dari Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN).
Dikritik karena bersyukur
Budi Arie mengatakan bahwa ada beberapa temuan tim forensik yang bisa meningkatkan optimisme mereka.
"Dalam serangan siber analisisnya ada dua, state actor dan non-state actor. Tapi di forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka (tim forensik) ini adalah non-state actor dengan motif ekonomi," kata Budi.
"Itu sudah alhamdulillah dulu. Karena kalau yang nyerang negara, berat," imbuh Budi.
Terkini Lainnya
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Data PDNS Kena Ransomware dan Tak Ada "Backup", DPR: Ini Kebodohan
- Nokia Beli Infinera Rp 37 Triliun demi Perluas Jaringan Optik
- Patut Ditiru, Pejabat Negara Legowo Mundur karena Serangan Siber
- Samsung Umumkan 3 Sensor Kamera Smartphone Baru, Ada Telefoto 200 MP
- Jas Biru Ikonik Steve Jobs Dilelang, Bisa Laku Rp 493 Juta