Ransomware Baru Incar Indonesia, Bisa Kunci Perangkat dan Curi File
- Peneliti keamanan siber (cybersecurity) telah menemukan serangan ransomware baru bernama ShrinkLocker.
Ransomware adalah kategori program jahat (malware) yang mengunci data di komputer dengan enkripsi, lalu berusaha memeras korban dengan meminta tebusan.
Ransomware ini dinamai ShrinkLocker oleh perusahaan antivirus Kaspersky karena menyoroti prosedur pengubahan ukuran partisi (bagian dari media penyimpanan hard drive), yang penting bagi penyerang untuk memastikan sistem melakukan booting (proses menyalakan komputer) dengan benar diikuti file yang terenkripsi.
Baca juga: Peran Kecerdasan Buatan Memerangi Ransomware
Adapun ShrinkLocker diketahui telah menyerang perusahaan di bidang manufaktur baja, vaksin, serta entitas pemerintahan. Negara yang terdampak mencakup Indonesia, Meksiko, dan Yordania.
Cara kerja ShrinkLocker
Secara rinci, pelaku ancaman diketahui menggunakan bahasa pemrograman VBScript.
Bahasa ini digunakan untuk melakukan otomatisasi tugas-tugas pada komputer Windows, dan membuat skrip (script) berbahaya dengan fitur yang belum pernah dilaporkan untuk memaksimalkan kerusakan.
Skrip ini bisa memeriksa versi Windows di komputer, dan mengaktifkan fitur BitLocker yang sesuai. BitLocker sendiri adalah fitur keamanan Windows yang menyediakan enkripsi partisi dalam sebuah hard drive.
Dengan metode ini, skrip ini diyakini bisa menginfeksi sistem operasi (OS) baru dan lama hingga Windows Server 2008.
Jika versi OS cocok untuk serangan tersebut, skrip akan mengubah pengaturan booting komputer dan mencoba mengenkripsi seluruh drive menggunakan BitLocker.
Baca juga: Hacker LockBit Disebut Minta Tebusan Rp 296 Miliar untuk Data BSI, tapi Ditawar Setengah Harga
Skrip ini akan membuat partisi baru, yang menyiapkan bagian drive komputer terpisah berisi file untuk booting sistem operasi.
Hal ini bertujuan untuk mengurung korban di tahap berikutnya. Penyerang juga menghapus pelindung BitLocker, sehingga pengguna tidak memiliki opsi untuk memulihkan kunci enkripsi BitLocker.
Satu-satunya pihak yang memegang kunci BitLocker adalah penyerang itu sendiri, yang diperoleh lewat alat TryCloudflare.
Alat ini digunakan developer untuk menguji coba terowongan (tunnel) layanan infrastruktur internet Cloudflare, tanpa harus menambahkan situs ke Domain Name System (DNS) Cloudflare.
Tahap berikutnya, skrip berbahaya akan mengirimkan informasi tentang sistem dan kunci enkripsi komputer menuju server penyerang. Penyerang ini kemudian menutupi jejaknya dengan menghapus log dan berbagai file yang dinilai bisa digunakan untuk melacak dirinya.
Terakhir, malware pun akan melakukan penutupan paksa sistem pengguna, yang dimungkinkan oleh instalasi file di partisi terpisah yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Terkini Lainnya
- Cisco Umumkan Perangkat WiFi 7 Access Point Pertama, Kecepatan Tembus 24 Gbps
- Penyebab Nomor Telepon Tidak Bisa Dicek di GetContact
- Ini Sebab Bali Jadi Tempat Peluncuran Global Oppo Find X8
- Telkomsel Dukung Industri Game Nasional lewat Keikutsertaan di MPL ID S14
- Cara Membuat YouTube Music "2024 Recap" yang Mirip Spotify Wrapped
- Oppo Rilis Antarmuka ColorOS 15 Global, Sudah Bisa "Circle-to-Search"
- Tablet Oppo Pad 3 Pro Meluncur Global dari Bali, Dilengkapi AI
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- 3 Cara Blokir Telepon Spam di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- YouTube Gaming Recap 2024 Dirilis, Kilas Balik Tontonan Game Sepanjang Tahun
- Oppo Find X8 Resmi di Indonesia, HP Pertama dengan Dimensity 9400
- Oppo Find X8 Pro Resmi dengan Tombol Kamera "Quick Button", Ini Harganya di Indonesia
- Suasana Peluncuran Global Oppo Find X8 Series di Bali, Dihadiri Undangan dari Berbagai Negara
- Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A16 5G di Indonesia
- Spesifikasi dan Harga Itel Pad 2, Tablet Android Rp 1 Jutaan
- Fitur "Event" di Komunitas WhatsApp Hadir di Indonesia, Bisa Bikin Undangan Langsung di Grup
- Apple Ungkap Penyebab "Bug" iOS 17.5 yang Bikin Foto Terhapus Muncul Lagi
- TikTok Studio Meluncur, Aplikasi Khusus untuk Analisis Akun dan Konten
- Pengguna "Ad Blocker" Makin Susah Nonton Video di YouTube