Google Permudah Hapus Data dan Akun Aplikasi di Play Store
- Toko aplikasi Google Play Store kini mempermudah pengguna yang ingin menghapus akun milik mereka di suatu aplikasi.
Google mengubah mekanisme penghapusan akun. Pengguna kini bisa meminta langsung pada pengembang aplikasi untuk menghapus akun dan data-data miliknya. Dengan demikian, data pengguna di aplikasi yang sudah tidak terpakai akan lebih aman.
Fitur itu dihadirkan dalam Google Play Store versi v39.7 yang dirilis pada Senin (12/2/2024).
"Sekarang Anda bisa meminta penghapusan data dan akun dari halaman App Details dengan mengeklik sebuah tautan yang diarahkan ke situs pengembang," bunyi deksripsi pembaruan tersebut.
Fitur ini sebenarnya tidak begitu baru, karena sudah diumumkan Google ke pengembang pada tahun lalu.
Saat itu, Google meminta pengembang aplikasi yang mensyaratkan pembuatan akun, agar mengizinkan pengguna nenghapus data dan akun baik lewat aplikasi maupun situs web pengembang.
Baca juga: Google Akhirnya Mau Bayar Rp 10 Triliun dan Rombak Play Store
Tahun lalu, Google juga membagikan gambaran mekanisme fitur penghapusan akun itu. Jadi, akan tersedia tautan menuju ke situs web pengembang di rincian sebuah aplikasi di Play Store.
Tautan itu muncul di dalam menu "Data Safety". Rinciannya bisa dilihat pada gambar berikut.
Pantauan KompasTekno, fitur ini belum tersedia di Indonesia. Jadi, pengguna ponsel Android di Indonesia belum bisa mengajukan penghapusan data ke pengembang langsung dari Play Store.
Google Play Store sebenarnya menyatakan bahwa pengguna bisa mengajukan penghapusan data di aplikasi ke pengembang. Keterangan itu tercantum dalam menu Data Safety. Hanya saja, tautan atau akses ke pengembang tidak tersedia langsung.
Dengan mencantumkan tautan ke situs web pengembang, pengguna nantinya bisa mengajukan penghapusan data maupun akun secara lebih mudah.
Perketat syarat pengembang
Selain meminta pengembang mengizinkan pengguna menghapus akun dan data sepenuhnya, Google juga memperketat syarat pengembang untuk rilis aplikasi di Play Store. Tujuannya untuk memangkas aplikasi berkualitas rendah dan tidak aman bagi konsumen.
Pada awal tahun 2023 lalu, seluruh pengembang diminta memenuhi persyaratan verifikasi untuk menerbitkan aplikasi di Play Store.
Kemudian November 2023, Google kembali meminta pengembang menguji aplikasi setidaknya ke 20 orang selama dua minggu, sebelum lanjut ke tahap produksi/pengembangan.
“Hal ini memungkinkan pengembang mengidentifikasi masalah, mendapatkan masukan (feedback), dan memastikan semuanya sudah siap sebelum aplikasi dirilis,” tulis Google di laman resmi Android Developers Blog, pada 2023 lalu.
Baca juga: Google Bayar Samsung Rp 124 Triliun demi Amankan Search dan Play Store
Lewat kebijakan baru, raksasa teknologi ini juga berencana berinvestasi lebih banyak soal proses peninjauan aplikasinya.
Sebab, dirangkum KompasTekno dari Tech Crunch, Kamis (15/2/2024), aplikasi yang tersedia di Google Play Store dinilai memiliki keamanan yang kurang ketat dibandingkan App Store milik Apple.
Maka dari itu, Google mengungkapkan bahwa tim yang bertugas meninjau aplikasi sebelum dirilis di Play Store juga akan menghabiskan waktu lebih banyak lagi dalam memberi penilaian terhadap aplikasi baru.
Penilaian tersebut mencakup apakah aplikasi yang akan dirilis sudah sesuai dan memenuhi kebijakan yang berlaku, serta tidak menipu pengguna, baik di dalam maupun di luar Play Store.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- Uji Baterai Samsung S24 Ultra, Ungguli iPhone 15 Pro Max
- Instagram Batasi 5 Hashtag dalam Satu Postingan?
- Nasib PlayStation 5, Memasuki Senja Kala dan Target Penjualan Meleset
- Maskapai Ini Sediakan Kacamata AR untuk Hiburan di Pesawat
- Mark Zuckerberg Ikutan Review Apple Vision Pro, Dibandingkan dengan Meta Quest