cpu-data.info

Iseng Kirim Chat soal Bom di Bandara, Mahasiswa Terancam Denda Rp 2 Miliar

Ilustrasi bom
Lihat Foto

- Seorang mahasiswa asal Inggris terancam denda hingga 117.500 euro (sekitar Rp 2 miliar) gara-gara bercanda soal bom, ketika hendak menaiki pesawat.

Kejadian ini bermula ketika pria yang kala itu berumur 18 tahun tersebut hendak berlibur ke pulai Menorca, Spanyol sekitar Juli 2022 lalu.

Sesampainya di Bandara Gatwick, London, Inggris, mahasiswa yang bernama Aditya Verma ini mengirimkan sebuah pesan atau chat lewat Snapchat, kemungkinan ke kerabatnya di sebuah grup, yang berbunyi "On my way to blow up the plane (I'm a member of the Taliban)".

Dalam bahasa Indonesia, pesan tersebut kira-kira berbunyi "(Saya) sedang dalam perjalanan untuk meledakkan pesawat (saya anggota Taliban)".

Nah, untuk mengunggah pesan Snapchat tadi, Verma menggunakan koneksi internet nirkabel alias WiFi yang ada di Bandara Gatwick.

Baca juga: iPhone Jatuh dari Insiden Pintu Pesawat Alaska Airlines Terlepas, Masih Nyala dan Normal

Karena menggunakan WiFi bandara, otoritas keamanan di Inggris lantas bisa menangkap isi pesan yang diunggah oleh mahasiswa ini, dan mereka menganggap bahwa pesan tersebut berbahaya. 

Ketika otoritas bandara Gatwick mengetahui pesan ini, Verma sudah berada di pesawat menuju ke Menorca.

Otoritas bandara Gatwick kemudian langsung menghubungi otoritas setempat di Spanyol, bahwa ada orang yang ingin melakukan pengeboman di salah satu pesawat maskapai easyJet rute London - Menorca.

Mendengar pesan ini, otoritas Spanyol langsung menerbangkan dua jet tempur F-18, dan salah satunya membuntuti pesawat easyJet tersebut sampai tempat tujuannya.

Sesampainya di Bandara Menorca, otoritas setempat langsung menggeledah pesawat yang dinaiki Verma, dan Verma juga langsung ditangkap. Kabarnya, ia dikurung selama dua hari di kepolisian setempat, dan dibebaskan bersyarat dengan jaminan setelah itu.

Diinterogasi di Inggris, diadili di Spanyol

Setelah dibebaskan dengan jaminan, Verma akhirnya dipulangkan kembali ke Inggris.

Namun sebelum pulang ke rumahnya, ia diinterogasi terlebih dahulu oleh Dinas Keamanan Inggris (MI5) dan Dinas Intelijen Rahasia Inggris (MI6) terkait motifnya mengirimkan pesan bom lewat Snapchat tadi.

Proses interogasi tak berhenti sampai di situ. Verma kabarnya juga menjalani proses pengadilan pada Senin (22/1/2024) lalu, sekitar satu tahun setengah sejak aksi bercandaannya soal pengeboman pesawat.

Proses pengadilan ini berlangsung di Pengadilan Nasional Madrid, Spanyol. Dalam agenda hukum ini, pengacara Verma fokus mempertanyakan mengapa petugas bandara bisa melacak pesan Verma.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat