Microsoft Salip Apple Jadi Perusahaan Paling Berharga di Dunia
- Apple bukan lagi menjadi perusahaan yang paling berharga di dunia. Gelar tersebut kini diambil alih oleh Microsoft.
Microsoft menjadi perusahaan publik paling berharga di dunia berkat angka kapitalisasi pada akhir perdagangan saham di Amerika Serikat, Jumat (12/1/2024). Nilainya mencapai 2,89 triliun dollar AS atau setara Rp 44.922 triliun (kurs Rp 15.544).
Sementara itu, kapitalisasi pasar Apple menurun sedikit menjadi 2,87 triliun dollar AS atau sekitar Rp 44.611 triliun.
Saham Microsoft diketahui memang meningkat dengan tajam sejak tahun lalu, disebabkan oleh investasi 10 miliar dollar AS (sekitar Rp 155,4 triliun) pada perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif OpenAI.
Microsoft mengintegrasikan teknologi OpenAI pada berbagai software produktivitas miliknya, misalnya Microsoft 365 Copilot yang menjadi asisten AI untuk aplikasi Word, Excel, Powerpoint, Outlook, Teams, dan lain seterusnya.
Pada Kamis (11/1/2024) lalu, Microsoft juga menggelar acara di San Francisco untuk mendiskusikan kapabilitas AI bersama para pengembang. Di sana, para developer merasa terkesan oleh teknologi AI yang dipamerkan Microsoft.
Para analis di acara tersebut mengatakan bahwa mereka terdorong oleh momentum seputar produk kecerdasan buatan yang paling matang, seperti GitHub Copilot dan Azure AI.
Baca juga: Microsoft Mulai Pensiunkan Wordpad di OS Windows
Namun, analis merasa bahwa Microsoft 365 Copilot yang berusia tiga bulan masih dalam tahap adopsi awal.
Sebelumnya, AI memang sudah memikat investor dan membantu bursa saham Nasdaq-100 meningkat hingga 54 persen pada 2023 lalu. Kecerdasan buatan pun diprediksi analis bakal terus populer pada 2024 ini.
"AI akan menjadi tema dominan pada 2024. Saat ini, kita baru menggores permukaannya saja," kata pendiri analis pasar Minerva Analysis, Kathleen Brooks pada media Business Insider.
Apple alami awal tahun yang buruk
Di sisi lain, Apple saat ini tengah mengalami tahun 2024 dengan tren negatif.
Perusahaan teknologi itu terlibat dalam sengketa paten dengan perusahaan teknologi kesehatan dan elektronik Masimo. Akibatnya, penjualan arloji pintar Apple Watch Series 9 dan Watch Ultra 2 disetop di AS.
Apple juga mengalami tiga penurunan nilai saham pada Januari 2024. Penurunan pertama dari bank Inggris Raya Barclays, menghapus kapitalisasi pasar lebih dari 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.554 triliun) dalam satu hari.
Hal ini disebabkan oleh penjualan smartphone iPhone yang lemah di China, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Business Insider, Senin (15/1/2024).
Jumlah permintaan di China menurun karena perekonomian negara tersebut perlahan-lahan sedang dalam tahap pemulihan sejak pandemi Covid-19 dan karena kebangkitan Huawei yang terus menggerus pangsa pasar Apple.
Terkini Lainnya
- Muncul Tulisan “E” di Smartphone, Apa Artinya?
- Cara Menambahkan Font Baru ke Microsoft Word
- Menperin Sebut Apple Akan Bikin Pabrik di Indonesia
- Xiaomi Rilis Mesin Cuci Pintar Mini Kapasitas 1 Kg
- Punya Kamera Ber-AI, HP Tecno Camon 30 Premier Kok Tak Masuk Indonesia?
- Jadwal M6 Mobile Legends Hari Ini, Team Liquid ID Wajib Menang
- Tecno Gelar Teknologi Fotografi Masa Depan di Chongqing China
- Spotify Wrapped 2024 Dirilis, Begini Cara Membuatnya
- Grab Gandeng AWS untuk Efisiensi dan Pertumbuhan Layanan dengan AI
- Arloji Pintar Samsung Galaxy Watch Ultra Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Generatif AI Foto dan Video, Imagen 3 dan Veo Kini Tersedia bagi Pelanggan Google Cloud
- 10 HP Flagship Android Terkencang November 2024 Versi Antutu
- Indonesia Minta Apple Investasi Rp 15,9 Triliun, iPhone 16 Melenggang?
- Bos Instagram Jelaskan Syarat Resolusi Video Minimum untuk Konten IG
- AWS Luncurkan Server Virtual Baru, "Pelatih" AI yang Lebih Tangguh
- Menperin Sebut Apple Akan Bikin Pabrik di Indonesia
- WhatsApp Bikin Format Teks Baru di iOS dan Android
- Aplikasi Berita Bikinan Pendiri Instagram Ditutup
- Cara Print Dokumen Google Docs dengan Tambahan Komentar
- 5 Cara Mengatasi Download Tertunda di Google Play Store
- Apa Itu Google Lens, Fungsi, dan Cara Menggunakannya