Tiga Bias Berbahaya AI dan Solusinya

PADA tulisan penulis sebelumnya di Kolom berjudul "Berkaca Kasus Indra Kenz dan Reza Paten: Hati-hati, Artificial Intellegence Jadi Ilmu Palsu" (15/11/2022), telah dibahas bahwa Artificial Intelligence (AI) bisa menjadi ilmu palsu.
Tulisan kali akan diawali dengan tiga bias dari AI yang membahayakan kita semua. Pertama, bias sistemik, yakni ketika AI dihasilkan dari prosedur dan praktik institusi tertentu yang beroperasi dengan cara yang mengakibatkan kelompok sosial tertentu diuntungkan atau disukai, serta yang lain diuntungkan atau direndahkan.
Hal ini tidak harus merupakan akibat dari prasangka atau diskriminasi yang disadari, melainkan dari mayoritas yang mengikuti aturan atau norma yang ada. Rasisme institusional dan seksisme adalah contoh paling umum.
Kedua, bias statistik dan komputasi, yakni berasal dari kesalahan AI yang dihasilkan ketika sampel tidak mewakili populasi.
Bias ini muncul dari kesalahan sistematis yang bertentangan dengan kesalahan acak dan dapat terjadi tanpa adanya prasangka, keberpihakan, atau niat diskriminatif.
Ketiga, bias manusia, yakni kesalahan sistematis dalam pemikiran manusia berdasarkan sejumlah prinsip heuristik dan memprediksi nilai untuk operasi penilaian yang lebih sederhana.
Bias ini sering kali tersirat dan cenderung berhubungan dengan bagaimana individu atau kelompok memandang informasi (seperti keluaran AI otomatis) dalam membuat keputusan atau mengisi informasi yang hilang atau tidak diketahui.
Atas tiga bias ini, penulis mengajak semua pihak menerapkan pendekatan standar COBIT 2019 dalam tata kelola AI, baik sebelum implementasi atau simultan pelaksanaan.
Secara prinsip, tata kelola ini diperlukan di berbagai tingkatan serta sangat penting menjadikan pertimbangan etis sebagai faktor signifikan.
Pencarian ini paralel dilakukan dalam kerangka kerja etis otoritatif guna memanfaatkan kerangka tata kelola AI. Sebab, semakin banyak literatur yang menyarankan potensi bias dalam aplikasi AI yang dirilis.
Dengan demikian, empat landasan COBIT 2019 (lihat gambar di bawah) dari model yang dipilih adalah etika (ethics), keselarasan (alligment), akurasi (accuracy), serta dapat dimengerti (understabilty).
Ini dikarenakan integritas informasi sangat penting dalam semua aplikasi ICT serta di sisi lain, harus dapat dimengerti karena banyak dari apa yang terjadi di AI adalah hasil algoritma matematika yang sangat kompleks.

Empat Elemen COBIT 2019 dan Governance Objectice Model
Elemen pertama adalah penyelarasan (alignment). Dalam konteks pemasaran, penyelarasan pemanfaatan AI dengan strategi bisnis, kebutuhan konsumen, dan kesepakatan kontrak sangat penting dilakukan.
Ini memastikan bahwa transparansi pemangku kepentingan ditegakkan dan penggunaan AI tidak bertentangan dengan rasa saling percaya sehingga mengarah pada hasil efektif.
Untuk memberikan pemahaman lebih baik tentang bagaimana masing-masing dari empat pilar terkait domain COBIT 2019, ada berbagai proses dan aktivitas kontrol di bawah setiap kategori.
Terkini Lainnya
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- Fans Oppo Bisa Dapat HP Reno 11 Pro 5G Gratis, Begini Caranya
- Samsung Galaxy A25 5G: Harga dan Spesifikasi di Indonesia
- Free Fire Advance Server Dibuka Lagi Hari Ini, Begini Cara Daftarnya
- Oppo Ajak Anak Muda Sambut Tahun Baru dengan Bagikan Portrait Pertama di 2024
- "Marvel's Guardians of the Galaxy" Bisa Di-download Gratis di Epic Games, Segera Klaim