Tak Bisa Pakai Chip Buatan Amerika, Rusia Beralih ke Produk China
- Perusahaan pembuat sistem operasi berbasis Linux asal Rusia, yakni Basalt SPO, kini beralih dan mendukung chip buatan China untuk sistem operasi besutannya.
Hal ini disebabkan karena pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) karena invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu. Pembatasan tersebut berbentuk pelarangan memakai berbagai teknologi, termasuk chip yang dibuat oleh perusahaan asal AS.
Dalam pengumuman terbaru yang dirilis di blog resmi mereka (berbahasa Rusia), Basalt SPO mengatakan bahwa sistem operasi AltOS yang dibuat, kini mendukung chip buatan Loongson asal China yang memiliki arsitektur LoongArch64.
Ini merupakan pertama kalinya sistem operasi atau OS buatan Rusia mendukung, bisa dipasang, dan berjalan di perangkat dengan chip buatan China. Sebelumnya, AltOS hanya bisa dipakai di berbagai perangkat dengan chip buatan perusahaan asal AS, seperti Intel dan AMD.
Chip Loongson sendiri merupakan opsi atau alternatif lain yang bisa dipilih Basalt SPO untuk menjalankan AltOS.
Loongson sendiri sebenarnya sempat memblokir ekspor chip buatan mereka ke Rusia pada akhir 2023 lalu. Namun, blokir tersebut belakangan dicabut, sehingga aneka perusahaan Rusia kini bisa memakai chip buatan Loongson.
Baca juga: Kalahkan Intel dan TSMC, Nvidia Jadi Perusahaan Chip Terbesar
Nah, komputer atau perangkat dengan chip LoongArch64 yang nantinya dipasang sistem operasi AltOS ini, akan memiliki sejumlah aplikasi bawaan yang biasa ditemui di berbagai komputer dengan OS berbasis Linux lainnya.
Beberapa di antaranya seperti peramban (browser) internet Mozilla Firefox, software unguk mengedit gambar GIMP, aplikasi produktivitas LibreOffice, dan lain sebagainya.
Versi awal AltOS yang mendukung LoongArch64 kini sudah bisa diunduh. Namun, versi stabil (stable) dari OS tersebut akan tersedia mulai awal 2024 mendatang.
Saat ini, Basalt SPO mengatakan bahwa para pengembang aplikasi AltOS sudah beradaptasi dan mengotak-atik (porting) aplikasi mereka supaya bisa berjalan di chip LoongArch64. Hal ini konon dilakukan selama sembilan bulan belakangan.
Basalt SPO tidak mengumbar apa sebenarnya alasan mereka kini beralih ke chip buatan China. Mereka juga tak mengungkap apakah AltOS akan mendukung chip buatan perusahaan lain di China atau di luar China atau tidak di masa depan.
Baca juga: Gara-gara Larangan AS, Harga Nvidia GeForce RTX 4090 Meroket di China
Namun yang jelas, dukungan AltOS untuk chip buatan Loongson akan membuat Rusia semakin terlepas dari ketergantungan dan teknologi buatan negara-negara barat, salah satunya seperti AS.
Selain itu, pemanfaatan chip Loongson juga memungkinkan AltOS bisa dipasang atau berjalan di berbagai jenis komputer, mulai dari laptop hingga server, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TomsHardware, Selasa (28/11/2023).
Terkini Lainnya
- Fungsi Rumus POWER di Microsoft Excel dan Cara Menggunakannya
- Game "Microsoft Flight Simulator 2024" Resmi Rilis, Ini Harganya di Indonesia
- Oppo Hadirkan AI Gemini dan "Circle-to-Search" di ColorOS 15
- Cara Mengembalikan Akun Facebook yang Hilang dengan Mudah dan Praktis
- iPhone 16 Masih Dilarang, Apple Janji Tambah Investasi 10 Kali Lipat
- Sleep atau Shutdown Laptop, Mana yang Lebih Baik Digunakan Pengguna?
- Pabrik Rp 157 Miliar Ditolak RI, Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi iPhone 16
- Microsoft Umumkan Windows 365 Link, PC Kecil Berbasis Cloud Mirip Mac Mini
- Samsung Galaxy A16 5G Rilis di Indonesia, HP "Panjang Umur" Harga Rp 3 Jutaan
- Siasat Apple buat Jualan iPhone 16 di Indonesia, dari Minta Audiensi hingga Nego Investasi
- Ada Lubang Berbahaya, Pengguna iPhone Wajib Download iOS 18.1.1
- Rumor Samsung Galaxy S25 Versi Tipis Menyeruak
- Oppo Reno 13 Belum Dirilis, tapi Sudah Siap Masuk Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- AMD Disebut Siapkan Prosesor Ryzen 7 5700X3D dan Ryzen 5 5500X3D
- WhatsApp Desktop Kembali Dapat Fitur Kirim Foto dan Video Sekali Lihat
- Bukan Smartphone, Samsung Galaxy S24 Bakal Dijuluki "AI Phone"?
- Dirut Bakti: Satria-1 Belum Bisa Atasi Kendala Internet di Wilayah 3T
- K-pop The Show Resmi Meluncur, Game untuk Pencinta Idol Korea Selatan