Fitur Google Search Berbasis AI Kini Bisa Dicoba di Indonesia
- Google akhirnya memperluas uji coba fitur "Search Generative Experience" ke 120 negara/wilayah, termasuk Indonesia mulai Rabu (8/11/2023).
Fitur kecerdasan buatan generatif (generative artificial intelligence/AI) tersebut pertama kali diuji coba di Amerika Serikat mulai 15 Agustus lalu. Pada akhir Agustus, uji coba fitur AI di Google Search ini dibawa ke India dan Jepang.
Dalam blog Google, Senior Director Product Management di Google Search, Hema Budaraju turut mengumumkan empat bahasa baru yang didukung oleh Search Generative Experience, yaitu bahasa Indonesia, Korea, Spanyol, dan Portugis.
Jadi kini, total ada tujuh bahasa yang didukung oleh SGE, yaitu bahasa Inggris, Hindi, bahasa Indonesia, Jepang, Korea, Portugis (Brasil), dan Spanyol (Amerika Latin).
"Jika misalnya, Anda adalah penutur bahasa Spanyol yang tinggal di AS, kini Anda dapat menggunakan AI generatif di Search dengan bahasa pilihan Anda," kata Budaraju.
Baca juga: Samsung Perkenalkan Gauss, AI Generatif Pesaing ChatGPT
Di 120 negara yang baru didukung, SGE sudah dapat diakses di Chrome versi desktop mulai 8 November 2023. Fitur SGE akan tersedia di aplikasi Google dalam beberapa hari ke depan.
Dalam laman Search Labs, uji coba SGE ini ditargetkan akan berakhir pada Mei 2024. Menurut pihak Google, SGE saat ini masih dalam fase menghimpun masukan dan menghimpun pengalaman pengguna.
"Kami belum punya rencana masa depan SGE untuk dibagikan," kata juru bicara Google Craig Ewer dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dihimpun dari The Verge.
Baca juga: Cara Menggunakan Google Bard AI, Sekarang Bisa Pakai Bahasa Indonesia
Fitur AI Search Generative Experience ini berbeda dengan chatbot berbasis AI seperti Google Bard, Bing AI (kini bisa diakses di Chrome), serta ChatGPT. SGE adalah fitur eksperimen yang diintegrasikan di Google Search, bukan aplikasi/situs terpisah seperti Google Bard, Bing AI, maupun ChatGPT.
Saat ini, fitur SGE ini diuji-coba untuk meningkatkan pengalaman pencarian pengguna di Google Search. Jika Google mendeteksi bahwa fitur SGE dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan, maka bagian atas halaman hasil pencarian akan menampilkan respons yang dihasilkan AI. Hasil AI ini seperti jawaban ringkas dari pertanyaan/kueri yang dimasukkan pengguna.
Jadi, tidak semua pertanyaan menampilkan hasil AI dari fitur SGE. Pun, hasil pencarian tradisional berupa tautan ke berbagai situs web akan tetap berada di bawah.
Fitur SGE juga tidak secanggih chatbot AI Google Bard, Bing AI, serta ChatGPT, terutama dalam urusan membuat sesuatu hal baru sesuai instruksi pengguna.
Pengguna bisa membuat caption media sosial, puisi, laporan, gambar, hingga kode program yang benar-benar baru di chatbot AI Google Bard, Bing AI, serta ChatGPT. Sementara fitur SGE di Google Search hanya akan meringkas caption media sosial atau hal lain yang diminta pengguna dari situs web yang ada di Google Search, lengkap dengan tautan ke situs web sebagai sumber.
Baca juga: ChatGPT Kini Bisa Desain Logo, PPT, dan Iklan Pakai Template Canva
Fitur Search Generative Experience
- Pengguna bisa mengajukan pertanyaan jenis baru yang lebih kompleks dan
- lebih deskriptif.
- Pengguna bisa mendapatkan inti topik lebih cepat, dengan link ke hasil situs yang relevan untuk eksplorasi topik.
- Pengguna bisa mengajukan pertanyaan lanjutan (follow up) di fitur Conversation/percakapan.
- Saat meminta terjemahan, Search kini dapat meminta Anda mengklarifikasi satu kata yang mungkin memiliki banyak arti (tie dengan "dasi" atau "mengikat" atau "seri", misalnya). Fitur ini akan tersedia untuk terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Spanyol segera di AS, menyusul di lebih banyak negara dan dukungan bahasa.
- Dalam hasil pencarian SGE, Google akan membiarkan pengguna mengarahkan kursor ke istilah pengodean dan kesehatan tertentu untuk mempelajari lebih lanjut tentang istilah tersebut. Sebelumnya, pengguna bisa mengarahkan kursor ke istilah sains, ekonomi, dan sejarah tertentu.
Baca juga: Elon Musk Perkenalkan Grok, AI Pesaing ChatGPT yang Suka Bercanda
Terkini Lainnya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Perusahaan Game "Assassin's Creed" Kembali Lakukan PHK, 124 Karyawan Terdampak
- Tiga "Senjata" Baru Lenovo di Pasar Gaming Indonesia
- Cara Membuat Poster Disney AI via Toonme, Mudah Tinggal Upload Foto
- Akun Gmail yang Tidak Aktif 2 Tahun Dihapus mulai Bulan Depan
- WhatsApp Kini Bisa Sembunyikan Alamat IP Pengguna Saat Voice Call