Baidu dan Induk TikTok Borong 100.000 Chip AI ke Nvidia, untuk Apa?
- Sejumlah perusahaan ternama China memborong chip kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dari Nvidia. Perusahaan yang dimaksud di antaranya adalah Baidu, induk TikTok ByteDance, Tencent, serta Alibaba.
Kabarnya raksasa teknologi China itu memesan chip AI senilai 5 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 76 triliun.
Sebagai tahap awal, 100.000 prosesor A800 dari Nvidia seharga 1 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 15,2 triliun, bakal dikirimkan tahun ini.
Kabar ini awalnya mencuat dari laporan Financial Times. Menurut laporan itu, chip AI Nvidia diborong China untuk membangun sistem kecerdasan buatan generatif.
Sumber yang dikutip Financial Times juga menyebutkan bahwa beberapa raksasa China itu membeli kartu grafis (graphics processing unit/GPU) senilai 4 miliar dollar AS (Rp 60 triliun).
Baca juga: Saham Nvidia Meroket berkat ChatGPT
"Perusahaan internet konsumen dan penyedia cloud menginvestasikan miliaran dollar untuk komponen data center setiap tahun, biasanya memesan beberapa bulan sebelumnya," kata juru bicara Nvidia, tanpa menjelaskan lebih lanjut rencana pembelian chip AI tersebut.
Adapun pihak Baidu, ByteDance, Tencent, dan Alibaba belum memberikan tanggapan apa pun, dihimpun KompasTekno dari Reuters, Senin (14/8/2023).
AS larang investasi ke perusahaan teknologi China
Laporan soal diborongnya chip AI oleh beberapa perusahaan itu, muncul setelah Presiden AS, Joe Biden meneken larangan investasi ke perusahaan teknologi China.
Aturan itu ditandatangani langsung oleh Presiden AS, Joe Biden. Tujuan dari ditekennya regulasi ini adalah untuk mengatasi masalah keamanan nasional yang disebut ditimbulkan oleh perusahaan yang terkait dengan "teknologi sensitif".
Perusahaan yang dimaksud, di antaranya adalah perusahaan semikonduktor, komputasi kuantum serta kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
"Kemajuan dalam teknologi dan produk sensitif di sektor ini akan mempercepat pengembangan kemampuan komputasi tingkat lanjut yang memungkinkan penerapan baru yang menimbulkan risiko keamanan nasional signifikan," demikian bunyi dari aturan itu, dikutip KompasTekno dari Engadget.
Dalam regulasi itu, disebutkan pula bahwa contoh risiko keamanan nasional yang bisa ditimbulkan adalah pengembangan sistem senjata yang lebih canggih, pemecahan kode kriptografi hingga penerapan lain yang bisa memberikan keuntungan militer bagi negara terkait.
Baca juga: AS Larang Investasi ke Perusahaan Teknologi China
Melalui regulasi itu, pemerintah AS melarang investasi atau pendanaan pada perusahaan teknologi China karena dinilai paling berisiko menimbulkan keamanan nasional. Aturan ini akan mulai berlaku pada tahun 2024 di bawah otoritas Menteri Keuangan AS.
Adapun saat ini pemerintah masih membuka kesempatan bagi publik yang mungkin ingin memberikan usulan pada regulasi tersebut.
Menurut Departeman Keuangan AS, aturan itu hanya berlaku untuk investasi di masa depan. Sementara itu, investasi yang sudah berjalan tidak akan terpengaruh, tetapi kemungkinan pemerintah AS meminta rincian transaksinya.
Selain di AS, Biden juga mengajak negara sekutu AS yang tergabung dalam Group of Seven (G7) yang meliputi Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis untuk ikut membatasi investasinya ke perusahaan teknologi China.
Terkini Lainnya
- Peneliti AI Google Dapat Penghargaan Nobel Kimia 2024
- Menkominfo Ungkap Alasan Blokir Aplikasi Temu di Indonesia
- Setelah 14 Tahun, Game "Red Dead Redemption" Versi PC Dipastikan Rilis Oktober Ini
- MediaTek Dimensity 9400 Meluncur, Chip HP Flagship yang Dukung AI Generatif
- Arloji Pintar Samsung Galaxy Watch Ultra Segera Masuk Indonesia?
- Cara Kerja RAM untuk Menyimpan Data Sementara di Komputer
- Tas Unik WinRAR Ludes Terjual, Harga Rp 2 Jutaan
- Menkominfo Resmi Blokir Aplikasi Temu di Indonesia
- Perbedaan Mencolok Spark 30C Vs Spark Go 1, HP "Rp 1 Jutaan" Tecno
- Pilkada Serentak 2024, Induk Facebook Rilis Hub Pemilu di Indonesia
- AI dalam Pemberantasan Judi "Online" di Indonesia, Kawan atau Ancaman?
- "A Space for the Unbound", Game Pengembang Asal Surabaya Sudah Bisa Dipesan di App Store
- Brasil Buka Blokir X/Twitter Setelah Elon Musk Bayar Denda Rp 80 Miliar
- Apakah Headset Bisa Merusak Telinga? Begini Penjelasannya, Penting Diperhatikan
- Microsoft Pensiunkan 2 Versi OS Windows Ini
- Link di YouTube Shorts Tak Bisa Diklik mulai 31 Agustus
- "Tower of Fantasy" Meluncur di PS4 dan PS5, Bisa Dimainkan Gratis
- iPhone 14 "Tanpa Sinyal" Jadi Juru Selamat di Kebakaran Hawaii
- Bursa Transfer MPL S12, Evos Legends dan Geek Fam ID Kedatangan Pemain Baru
- "Overwatch 2" Meluncur di Steam, Ini Spesifikasi PC Minimum dan Cara Download-nya