Peta Regulasi AI: Bagaimana Negara-negara Mengatur Kecerdasan Buatan
KALI ini penulis akan mencoba menjabarkan posisi beberapa negara terkait inisiatif regulasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Agar kita mengetahui sejauh mana dan seserius apa beberapa negara di dunia dalam melindungi rakyatnya dari penyalahgunaan AI.
Jadi sebenarnya, apa yang sedang mereka lakukan untuk meregulasi penggunaan AI?
Uni Eropa
Mari kita mulai dari Uni Eropa. Pada Juni 2023, parlemen Eropa menyetujui "E.U. AI Act". Suatu paket undang-undang yang bertujuan melindungi konsumen dari aplikasi berbahaya AI. Saat ini posisi regulasi tersebut di Dewan Uni Eropa untuk disahkan.
Baca juga: Bagaimana Sebaiknya Membuat Regulasi Artificial Intelligence?
Uni Eropa memberikan periode transisi yang mungkin berlangsung hingga dua tahun. Periode yang dapat digunakan industri pengembang AI untuk persiapan menghadapi "E.U. AI Act".
Amerika Serikat
Sementara itu di Amerika Serikat, baik era Trump maupun Biden, telah mengambil langkah-langkah signifikan dalam mengatur AI.
Mereka telah menetapkan aturan penggunaan AI di instansi pemerintah bernama "Blueprint for a AI Bill of Rights." Rancangan yang dipublikasikan Oktober 2022 ini berusaha membuat aturan untuk memastikan bahwa AI tidak membawa dampak negatif bagi masyarakat.
Badan Standar dan Teknologi Nasional (NIST), Januari 2023, telah membuat panduan dan sumber daya tentang AI berjudul "Artificial Intelligence Risk Management Framework (AI RMF 1.0)" untuk memastikan transparansi dalam pengembangannya.
Gedung Putih melalui Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi juga telah merilis suatu rencana dasar terkait hak asasi dalam bidang Kecerdasan Buatan (AI), yang disebut "Rencana untuk RUU Hak Asasi AI."
Rencana dasar ini berisi prinsip-prinsip dan saran untuk melaksanakan AI di Amerika Serikat dengan cara yang lebih bertanggung jawab.
Baca juga: Explainable AI: Karena Cerdas Butuh Alasan
Inggris dan Britania Raya
Lalu, ada Inggris. Pemerintah di sana menunjukkan dukungan mereka untuk inovasi AI melalui publikasi beberapa buku. Mereka juga sedang mencari cara untuk mengendalikan teknologi AI baru yang mampu membuat konten secara otomatis.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, berambisi agar Inggris menjadi pemimpin dalam pembuatan aturan untuk AI.
Sedangkan Britania Raya, pada Maret 2023, telah merilis suatu set studi regulasi yang dikenal sebagai "Regulasi AI: Pendekatan yang Pro-Inovasi."
Terkini Lainnya
- Apa Bedanya .ORG, .COM, dan .NET? Ini Penjelasannya
- Kehadiran iPhone Layar Lipat Makin Dekat?
- Selisih Rp 400.000, Ini Beda Samsung Galaxy A16 5G dan Galaxy A16 4G
- 2 Cara agar WhatsApp Tidak Bisa Ditelepon Tanpa Diblokir, Mudah dan Praktis
- 2 Cara agar Nomor Tidak Dikenal Tidak Bisa Telepon WhatsApp, Mudah dan Praktis
- AWS Siap Gelar Acara "re:Invent 2024" di Las Vegas, Apa Saja yang Dibahas?
- Tanda-tanda Samsung Siapkan HP Gaming Lipat
- 10 Tips Bikin Baterai HP Xiaomi Tetap Awet
- Ikon "Typing" di WhatsApp Berubah Jadi Gelembung dan Titik Tiga
- Speaker Samsung Music Frame Resmi di Indonesia, Bisa Menyamar Jadi Bingkai Foto
- Apple Bukan Perusahaan Paling Inovatif, Kalah dari Nvidia dan Microsoft
- HP iQoo Neo 10 Pro dan Neo 10 Meluncur, Kembar tapi Beda Chipset
- Kenapa Banyak Pengguna iPhone Suka Pakai Selfie 0.5?
- IDC: Penjualan iPhone Seret walaupun Pasar Smartphone Naik
- TikTok Larang Pengguna Remaja di Eropa Pakai Filter Cantik, Ini Alasannya
- Tecno Camon 20 Pro 5G dan 4G Masuk Indonesia, Harga Rp 3 Jutaan
- Integrasi Berpotensi Tambah Pelanggan
- Tabel Spesifikasi dan Harga Oppo A78 4G di Indonesia
- Garansi Panel TV Tak Lagi 5 Tahun, Ini Kata Sharp
- Mengenal Pixcap, Website untuk Dapatkan Ilustrasi 3D Gratis