YouTuber Ditangkap Polisi gara-gara Cuplikan Gameplay Video Game

- Seorang YouTuber asal Jepang ditangkap kepolisian setempat di Prefektur Miyagi. Ia ditangkap karena dinilai melanggar udang-undang hak cipta.
Menurut Content Overseas Distribution Association (CODA), organisasi swasta yang berperan mempromosikan serta melindungi konten Jepang, pria bernama Shinoba Yoshida (52 tahun) itu ditangkap karena mengunggah video yang memuat gameplay dari visual novel STEINS;GATE: My Darling’s Embrace.
CODA menjelaskan bahwa pria itu mengunggah video tersebut, termasuk babak akhir permainan tanpa izin dari Kadokawa, selaku pemilik hak cipta visual novel itu. Padahal, Yoshida memonetisasi video itu dan menerima keuntungan dari iklan.
Baca juga: YouTuber Ungkap Pendapatan Sebulan dari Video Shorts
Selain video tersebut, YouTuber itu diduga mengunggah video lainnya yang juga memuat konten lain yang terlindungi hak cipta, seperti versi anime dari STEINS;GATE dan Spy×Family dalam bentuk "fast content".
Di Jepang, fast content merujuk pada istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan ringkasan dari episode atau serial film.
CODA berkata pria itu sudah mengunggah konten yang dilindungi hak cipta sejak tahun 2019 dan baru bereaksi setelah pemegang hak cipta menuntutnya. Yoshida bahkan menyadari bahwa praktik yang dilakukannya itu ilegal.
"Saya tahu itu ilegal ketika saya melakukannya," ujarnya dikutip KompasTekno dari PCGamer, Jumat (26/5/2023).
Baca juga: YouTuber Gaming Windah Basudara Kumpulkan Donasi Rp 1 Miliar Lewat Streaming
Terlepas dari rangkaian video yang diunggahnya beberapa tahun lalu, video gameplay yang diunggah Yoshida kali ini terbilang cukup parah karena membocorkan tamatnya visual novel STEINS;GATE: My Darling’s Embrace.
Menurut CODA, praktik penangkapan YouTuber akibat postingan video game ini tercatat yang pertama kalinya di Jepang. Pasalnya, postingan soal gameplay banyak bertebaran di platform berbagi video tanpa berujung ke ranah hukum.
Dalam kesempatan ini CODA juga menegaskan bahwa para dasarnya, setiap penggunaan video gameplay memerlukan izin dari pemilik hak cipta.
Terkini Lainnya
- Daftar Harga Netflix di Indonesia, Mulai Rp 54.000
- iPhone 16e Meluncur, iPhone 16 Versi "Murah"
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Viral di TikTok Istilah dan Foto Profil Pragos, Begini Artinya
- Penonton Konser Suga BTS di Jakarta Bisa Pinjam Samsung Galaxy S23 Ultra Gratis, Stok Terbatas
- Bali Major Digelar Juni 2023, Turnamen Besar "Dota 2" Pertama di Indonesia
- Sony Umumkan Project Q, Perangkat Handheld Pelengkap PS5
- Meta Jual Rugi Giphy ke Shutterstock