Siswa SMK di Semarang Temukan "Bug" di Sistem Google, Dapat Hadiah Rp 76 Juta

- Seorang siswa SMK asal Semarang berhasil menemukan celah keamanan (bug) di sistem Google. Siswa tersebut adalah Abdullah Mudzakir, siswa SMKN 8 Kota Semarang, kelas XII jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Mudzakir menceritakan, penemuan bug di sistem keamanan Google bukanlah hal yang mudah. Dia juga mengatakan, bukan kali ini saja menemukan bug di sistem keamanan Google.
Mudzakir mengaku sebelumnya sudah empat kali menemukan bug dan melaporkannya ke Google, namun ditolak.
"Sebetulnya saya lapor di Google itu sudah lima kali. Tapi yang empat laporan itu ditolak, karena laporan saya tidak valid. Akhirnya coba cari lagi yang kelima dengan bantuan teman juga, nemu deh akhirnya," ucap Mudzakir kepada , Senin (6/3/2023).
Baca juga: Bug di Google Search Muncul Saat Mengetik the1975..com
Mudzakir mengeklaim bug yang ditemukannya ini merupakan salah satu yang cukup langka.
Artinya, bug tersebut jarang ditemukan bug hunter (pemburu celah keamanan) lain.
Mudzakir juga sempat berdebat dengan pihak Google terkait temuan bug terakhirnya itu.
"Perlu waktu hampir setengah bulan buat menjelaskan, bahwa bug yang saya temuin itu sangat rentan dan berbahaya. Jadi waktu nemu bug itu di tahun 2020 akhir, cuma diterimanya pas 2021. Dan katanya, bug saya jadi yang terbaik saat itu," tutur Mudzakir.
Dapat hadiah 5.000 dollar AS
Berkat penemuan bug itu, Mudzakir menerima hadiah sebesar 5.000 dollar AS atau sekitar Rp 76 juta dari Google. Bukan cuma itu, Mudzakir juga menerima kartu Google bug hunters yang diberikan khusus bagi seseorang dengan kemampuan hacking (meretas) dan menemukan celah keamanan di sebuah sistem Google.
Mudzakir mengatakan, uang hasil berburu bug Google ini akan ia gunakan untuk meningkatkan kemampuannya di bidang informasi teknologi (IT).
Selain itu, dia juga ingin membeli laptop, sementara sisanya akan ditabung dan diberikan ke orang tua. Mudzakir mengatakan, orang tuanya sempat tidak merestui jalannya untuk menjadi seorang hacker atau bug hunter.
Namun, lantaran berdampak positif, kedua orang tuanya akhirnya mengizinkan.
"Karena kata hacker saat itu masih tabu dan jahat. Setelah saya jelasin ke orangtua, responsnya baik," jelas Mudzakir.
Baca juga: Uang yang Diberikan Google untuk Penemu Bug Pecahkan Rekor
Untuk diketahui, hacker memang memiliki berbagai macam jenis, tidak selalu berkonotasi buruk.
Saat ini, setidaknya dikenal ada tiga jenis hacker, yakni White Hat (ethical hacker) atau hacker yang meretas secara legal dan sah, Black Hat (hacker jahat), serta Gray Hat (berada di antara White dan Black hat).
Penjelasan masing-masing jenis hacker bisa disimak di artikel "Perbedaan tiga jenis hacker".
Terkini Lainnya
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- Awali 2023 dengan Catatan Apik, OPPO Siap Luncurkan Find N2 Flip di Indonesia
- Google Doodle Hari Ini Peringati Hari Perempuan Internasional
- [POPULER TEKNO] Realme C55 NFC Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 2,5 Juta | Daftar 85 Aplikasi Pinjol Ilegal Terbaru
- Telkomsel Pakai AI Azure untuk Pelajari Perilaku Pelanggan
- Tabel Spesifikasi dan Harga Realme C55 di Indonesia