Getty Images Gugat Perusahaan AI, Diduga Pakai Gambar Tanpa Izin untuk Latih Kecerdasan Buatan
- Perusahaan penyedia gambar dan foto terbesar di dunia, Getty Images, menggugat perusahaan generator gambar Artificial Intelligence (AI) bernama Stability AI.
Gugatan tersebut dilayangkan ke Pengadilan Tinggi di London. Musababnya, gara-gara masalah dugaan pelanggaran hak cipta.
Menurut pihak Getty Images, Stability AI telah menggunakan jutaan gambar yang dilindungi oleh hak cipta milik Getty Images tanpa lisensi.
Jutaan gambar Getty Images yang dilindungi hak cipta itu digunakan Stability AI untuk melatih sistem kecerdasan buatan (AI) miliknya yang bernama "Stable Diffusion".
Baca juga: Microsoft Ingin Kalahkan Google Search dengan AI ChatGPT
Stable Diffusion sendiri adalah alat atau tools kecerdasan buatan yang bisa mengubah model teks-ke-gambar untuk menciptakan "karya seni". Proses tersebut dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Alat AI seperti Stable Diffusion memang mengandalkan gambar buatan manusia untuk melatih kecerdasan buatannya agar bisa meningkatkan kemampuan menghasilkan gambar. Di sinilah letak masalahnya. Stability AI menggunakan gambar yang ada di Getty Images tanpa lisensi.
"Getty Images memberikan lisensi kepada inovator teknologi untuk tujuan terkait dengan pelatihan kecerdasan buatan, dengan cara yang menghormati hak kekayaan intelektual," tulis pihak Getty Images, dikutip KompasTekno dari halaman resmi Getty Images, Kamis (19/1/2023).
"Stability AI tidak menggunakan lisensi itu dari Getty Images. Kami yakin, (mereka) memilih untuk mengabaikan opsi lisensi yang layak dan perlindungan hukum yang sudah lama berlaku untuk kepentingan komersial mereka sendiri," lanjut pihak Getty Images.
Analisis independen menemukan bahwa kumpulan data pelatihan Stable Diffusion banyak berasal dari stok gambar yang dilindungi hak cipta, seperti berasal dari Getty Images, misalnya.
Bukti tools AI Stable Diffusion milik Syability AI menggunakan stok gambar Getty Images untuk data pelatihan, dapat dilihat jelas dari kecenderungan Stable Diffusion yang membuat ulang tanda air alias watermark "Getty Images", seperti gambar di bawah ini.
Baca juga: Google Bersiap Lawan ChatGPT, AI yang Bisa Jawab Pertanyaan Mirip Manusia
Dengan tuntutan hukum, Getty Images mengaku tidak mengincar kompensasi berupa kerugian finansial atau menghentikan pengembangan tools AI macam Stable Diffusion.
CEO Getty Images, Craig Peters, mengungkapkan bahwa pihaknya ingin mendapatkan kejelasan hukum perihal perusahaan AI yang menggunakan konten yang dilindungi hak cipta untuk data pelatihan dan membuat karya baru.
Selain itu, Peters berharap proses hukum ini dapat menemukan cara baru agar pengembangan tools AI tetap menghargai kekayaan intelektual.
Selain Getty Images, Stability AI juga dituntut oleh tiga seniman, yaitu Sarah Andersen, Kelly McKernan, dan Karla Ortiz. Ketiganya menggugat Stability AI karena dinilai melanggar hak "jutaan seniman" gara-gara melatih alat AI miliknya (Stable Diffusion) dengan lima miliar gambar yang diambil dari web "tanpa persetujuan dari seniman asli".
Sejauh ini, perusahaan AI mengeklaim bahwa praktik mengambil data set pelatihan tool AI dari internet dicakup dalam undang-undang seperti doktrin penggunaan wajar AS.
Namun, banyak pemegang hak tidak setuju dan mengatakan itu merupakan pelanggaran hak cipta. Dalam kasus ini Getty Images dan tiga seniman mengajukan gugatan hukum melawan Stability AI.
Pakar hukum sendiri memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang masalah ini. Oleh karena itu, pertarungan hukum antara Getty Images dan tiga seniman melawan Stability AI soal penggunaan gambar berhak cipta ini bakal menjadi perpektif hukum baru dalam pengembangan tools AI untuk menghasilkan gambar, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Kamis (19/1/2023).
Terkini Lainnya
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cara Menghapus Akun Google di HP dengan Mudah dan Cepat
- Tabel Spesifikasi Realme Note 60x dan Harganya, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- Nokia C12 Meluncur, Ponsel Android Go Harga Rp 1 Jutaan
- [POPULER TEKNO] Maraknya Link Judi Slot di Situs Pemerintah dan Universitas | Update Harga HP Xiaomi, Banyak Diskon | Aplikasi Paling Banyak Diunduh di Indonesia
- Kenapa Hacker Incar Situs Pemerintah dan Universitas untuk Promo Judi Online?
- Ada Link Judi Slot di Situs Pemerintah dan Universitas, Pengamat: Buat Jaga-jaga dan Praktik SEO Jahat
- Ramai Game “Kasir-kasiran” Supermarket Cashier Simulator, Begini Cara Mainnya