Menilik Love-Hate Relationship "Anak Sultan" dan GoFood
- GoFood merupakan salah satu pelopor layanan pesan-antar makanan di Indonesia. Layanan online food delivery (OFD) bikinan Gojek ini hadir di Indonesia sejak April 2015.
Berkat kemudahan dan inovasi yang ditawarkan, GoFood disebut-sebut menjadi pemain online food delivery terbesar di Tanah Air dengan dengan estimasi nilai transaksi sebesar Rp 30,65 triliun sepanjang tahun 2021.
Setidaknya begitulah menurut laporan dari firma riset Tenggara Strategics. Hasil riset juga menyebutkan bahwa GoFood merupakan layanan OFD paling populer (61 persen) dan paling banyak digunakan (39 persen) di Indonesia, sebagaimana dihimpun dari situs Gojek Newsroom, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: Riset: Gojek Sumbang Rp 249 Triliun untuk Ekonomi Indonesia 2020
Love-hate relationship konsumen dengan GoFood
Data dari firma riset Tenggara Strategics itu menunjukkan bahwa GoFood telah menjadi andalan kebanyakan pelanggan di Indonesia ketika memesan makanan/minuman secara online.
Namun, belakangan, konsumen merasakan "love hate relationship" alias "cinta tapi benci" dengan GoFood. Kondisi ini terlihat dari konsumen, yang di satu sisi, sudah terlanjur cinta dengan GoFood sampai mengaku tak bisa berpaling dari GoFood dan bakal tetap memesan makanan di GoFood.
Namun, di saat yang bersamaan pula, konsumen mengaku resah dengan biaya pengantaran dan harga makanan yang terasa lebih mahal dan adanya sejumlah biaya tambahan.
Misalnya seperti yang dikeluhkan oleh Rita, seorang pengguna yang tinggal di dearah Tangerang Selatan, juga mengatakan hal serupa. Dia menyebut bahwa harga di aplikasi kini lebih mahal sekitar Rp 5.000 - 10.000.
"Biasanya, setiap restoran bisa menetapkan harga berbeda-beda tergantung promo dari restoran tersebut. Kalau harga yang dipasang jauh lebih mahal dari harga restoran, saya biasanya tidak jadi memesan kecuali ada promo," sebut Rita.
Selain membayar harga makanan yang lebih mahal dibanding haga restoran, pengguna juga harus membayar biaya-biaya ekstra biaya-biaya ekstra, seperti biaya aplikasi (platform fee), biaya pemesanan (order fee), hingga biaya pengemasan (packing charge).
Untuk ongkir, hal ini terbilang cukup wajar karena biaya ini biasanya dialokasikan untuk para pengemudi yang mengantar makanan kita. Namun belakangan, beberapa pengguna mengeluhkan biaya pengantaran yang berbeda dari biasanya.
Salah satunya dikeluhkan Putri, pengguna GoFood dengan predikat "Anak Sultan" yang tinggal di daerah Tangerang. Sebagai pengguna dengan tahta tertinggi "Anak Sultan" di program loyalitas GoClub, Putri mengaku sangat sering memesan makanan/minuman lewat GoFood. Saking seringnya memesan GoFood, ia sudah memiliki lebih dari 7.000 XP (Experience Points).
Karena rutinitasnya memesan GoFood, Putri merasa ongkir layanan pesan-antar makanan di GoFood terasa lebih mahal saat ini, dibandingkan sebelum-sebelumnya.
"Sepengalaman saya, biasanya untuk jarak restoran kurang dari 5 km dahulu hanya bayar ongkir mungkin sekitar Rp 10.000. Tetapi, sekarang naik jadi Rp 20.000, bahkan bisa menjadi Rp 30.000 kalau jam sibuk," kata Putri.
Di samping biaya pengantaran yang lebih mahal, ia juga mengeluh tentang biaya tambahan lain yang dibebankan kepada pengguna, seperti biaya aplikasi (platform fee), biaya pemesanan (order fee), hingga biaya pengemasan (packing charge).
"Dulu sepertinya biaya tambahannya tidak sebanyak sekarang. Karena banyak tambahan biaya, total yang harus dibayar juga otomatis semakin lebih mahal dibanding dahulu," kata Putri.
Terkini Lainnya
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Tragedi Peretasan Terbesar Google Diangkat dalam Serial Dokumenter
- Cara Membuat Nada Dering WA Sebut Nama Sendiri Tanpa Aplikasi dengan Mudah
- 5 Fakta Menarik MPL S10, dari Evos Tak Lolos hingga Hero Paling Ditakuti
- Pengguna Mulai Bosan Ngetwit, Twitter Sedang Cari Penyebabnya
- Channel YouTube di Indonesia Sudah Bisa Diganti Pakai "@", Begini Caranya