Elon Musk Jual Saham Tesla Rp 101 Triliun Demi Twitter
- Elon Musk kembali menjual saham perusahaan mobil listrik Tesla sebesar 7,92 juta lembar saham. Apabila diuangkan, jumlahnya setara dengan 6,88 miliar dollar AS atau sekitar Rp 101,7 triliun.
Berdasarkan dokumen pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), penjualan saham itu terjadi pasca-pertemuan tahunan para pemegang saham Tesla yang berlangsung pekan lalu. Transaksi terakhir tercatat dilakukan pada 5, 8, dan 9 Agustus 2022.
Bos Tesla dan SpaceX itu juga mengakui aksi penjualan saham tersebut. Musk berkata bahwa dirinya membutuhkan uang jika terpaksa mengakuisisi Twitter dan tidak dapat mengamankan sebagian saham Tesla.
Baca juga: Elon Musk Masih Mau Beli Twitter, tapi Ada Satu Syarat
"Ya. Terkait jika (semoga tidak) Twitter memaksa kesepakatan ini ditutup dan beberapa mitra ekuitas tidak berhasil," kata Elon Musk dikutip KompasTekno dari Twitter pribadinya ber-handle @elonmusk, Jumat (11/8/2022).
"Penting untuk menghindari penjualan darurat saham Tesla," imbuhnya.
Yes.
In the (hopefully unlikely) event that Twitter forces this deal to close *and* some equity partners don’t come through, it is important to avoid an emergency sale of Tesla stock.
— Elon Musk (@elonmusk) August 10, 2022
Dalam "reply" (jawaban) ke warganet, Musk mengatakan apabila akuisisi Twitter batal terwujud, dia akan membeli saham Tesla lagi.
Baca juga: Masih Saling Serang, Twitter Tanggapi Gugatan Balik Elon Musk
Dituntut Twitter selesaikan akuisisi
Musk mengumumkan pembatalan akuisisi Twitter pada 8 Juli waktu AS. Alasannya karena Twitter dinilai melanggar perjanjian dan tidak transparan soal jumlah akun spam dan bot yang beredar di platformnya.
Setelah pengumuman itu, Twitter menggugat Elon Musk dan menuntut pria terkaya di dunia itu bertanggungjawab menyelesaikan akuisisi.
"Twitter melakukan tindakan ini untuk mencegah Musk dari pelanggaran lebih lanjut, untuk memaksa Musk memenuhi kewajiban hukumnya, dan untuk memaksa penyelesaian merger setelah memenuhi beberapa kondisi yang belum terselesaikan," tulis Twitter dalam gugatannya ke pengadilan Delaware.
Baca juga: Twitter Resmi Gugat Elon Musk ke Pengadilan
Musk kemudian menggugat balik Twitter di pengadilan yang sama. Sayangnya detail gugatannya masih dirahasiakan.
Hakim yang menangani gugatan Twitter sendiri menjadwalkan sidang perdana bagi Elon Musk yang akan berlangsung pada Oktober mendatang.
Adapun nilai akuisisi Twitter yang telah disepakati kedua pihak yaitu sejumlah 44 miliar dollar (Rp 651 triliun). Berdasarkan ketentuan, Elon Musk berkewajiban membayar biaya akuisisi hingga 33,5 miliar dollar AS (Rp 495,9 miliar). Sementara sisanya dibayarkan dari utang, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Financial Times, Kamis (11/8/2022).
Kesepakatan ini memang bisa dibatalkan dengan biaya pinalti senilai 1 miliar dollar AS (Rp 14,8 triliun). Namun pembatalan akuisisi harus dilandasi dengan bukti adanya "peristiwa yang merugikan secara materi" di Twitter. Musk juga bisa saja membatalkan akuisisi jika utang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kesepakatan tidak tersedia.
Baca juga: Elon Musk Gugat Balik Twitter
Akun spam jadi dalih
Setelah bersepakat soal nilai pembelian saham, pada Mei 2022, Elon Musk tiba-tiba mempermasalahkan jumlah akun bot dan spam di Twitter. Padahal, Elon Musk sudah menandatangani perjanjian definitif akusisi Twitter pada 26 April.
Awalnya Twitter mengeklaim bahwa total akun bot dan spam yang beredar di platformnya hanya 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU).
Namun, Musk meragukan data tersebut dan memprediksi total akun bot dan spam yang beredar 20 persen dari total pengguna, alias lima kali lebih banyak dari klaim Twitter. Untuk itu, Musk meminta Twitter membuktikan klaimnya.
Baca juga: Gara-gara Akun Bot, Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter
Musk mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter karena Twitter belum juga memberikan data sesuai permintaan Musk. Hingga Juli, Twitter tidak memberikan data yang diminta Musk. Kubu Musk pun menyimpulkan jumlah akun spam dan bot Twitter tidak dapat diverifikasi.
Hal ini membuat tim Musk ragu untuk membeli Twitter karena tidak dapat mengevaluasi prospek bisnis Twitter ke depannya. Elon Musk lantas mengajukan pembatalan akuisisi Twitter ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) alias SEC pada 8 Juli 2022.
Bagi Twitter, masalah jumlah akun spam dan bot itu hanyalah dalih dari Musk. Pasalnya, menurut Twitter, Elon Musk tidak pernah menanyakan masalah jumlah akun spam dan bot sebelum perjanjian akuisisi diteken.
Terkini Lainnya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Oppo Watch 3 dan 3 Pro Meluncur, Pertama dengan Snapdragon W5 Gen 1
- Daftar Harga Samsung Galaxy Z Flip 4 dan Galaxy Z Fold 4 di Indonesia Semua Model
- Samsung Rilis Foto BTS x Galaxy Z Flip 4, Download di Sini untuk Dicetak
- Disney Plus Umumkan Paket Langganan dengan Iklan, Ini Harganya
- Samsung Galaxy Watch 5 dan Watch 5 Pro Sudah Bisa Dipesan di Indonesia, Ini Harganya