cpu-data.info

Elon Musk Gugat Balik Twitter

ARSIP - Chief Executive Officer Tesla dan SpaceX Elon Musk berbicara di SATELLITE Conference and Exhibition 9 Maret 2020, di Washington.
Lihat Foto

- CEO SpaceX, Elon Musk membalas gugatan Twitter dengan menggugat balik perusahaan mikroblogging tersebut ke pengadilan. Namun, dokumen gugatan Musk itu tidak diungkapkan ke publik karena ia meminta pengadilan merahasiakan rinciannya.

Gugatan balik dari Elon Musk dilayangkan melalui pengadilan Delaware pada Jumat (29/72022). Ini merupakan pengadilan yang sama seperti yang digunakan Twitter untuk menggugat pria terkaya di dunia tersebut.

Meski salinan dokumen gugatan Musk terhadap Twitter belum diungkapkan ke publik, namun menurut ketentuan, pengadilan seharusnya mempublikasikannya dalam waktu dekat, meskipun beberapa detail yang sensitif akan diedit.

Baca juga: Twitter Resmi Gugat Elon Musk ke Pengadilan

Adapun sidang perdana gugatan Twitter ke Musk bakal digelar selama lima hari, dimulai pada 17 Oktober mendatang, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Rabu (3/8/2022).

Pemicu gugatan

Keputusan Musk membatalkan akuisisi Twitter pada 8 Juli (waktu AS) menjadi awal mula gugatan dilayangkan oleh Twitter. Eksekutif Tesla itu menuduh Twitter melanggar perjanjian karena keliru mengartikan jumlah akun spam pada platformnya.

"Selama hampir dua bulan, Musk telah meminta data dan informasi yang diperlukan untuk 'membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter,'” tulis kuasa hukum Musk, dikutip KompasTekno dari TheVerge.

“Namun, Twitter telah gagal atau menolak untuk memberikan informasi ini,” imbuh Musk via tim legalnya.

Beberapa hari kemudian setelah Musk mengumumkan pembatalan akuisisi, Twitter bereaksi dengan menggugat Elon Musk dan menuntut pertanggungjawaban atas perjanjian akuisisi.

"Twitter melakukan tindakan ini untuk mencegah Musk dari pelanggaran lebih lanjut, untuk memaksa Musk memenuhi kewajiban hukumnya, dan untuk memaksa penyelesaian merger setelah memenuhi beberapa kondisi yang belum terselesaikan," tulis Twitter dalam gugatannya.

Baca juga: 4 Alasan Elon Musk Batal Beli Twitter Rp 652 Triliun

Tak lama setelah Twitter mengajukan gugatan, Elon Musk menanggapinya dengan sebuah tweet yang berbunyi, "Oh, ironi lol (mengakak)".

Tak hanya Twitter, pemegang saham Twitter juga mengggat Elon Musk karena ia dinilai melanggar kewajiban fidusia sehingga harus membayar ganti rugi yang ditimbulkan.

Menurut gugatan yang dilayangkan oleh Luigi Crispo dengan kepemilikan 5.500 saham Twitter, Musk memiliki tanggungan kewajiban fidusia ke pemegang saham Twitter karena perjanjian akuisisi memberinya kekuasaan atas banyak keputusan perusahaan.

Akun spam jadi dalih

Setelah bersepakat soal nilai pembelian saham, pada Mei 2022, Elon Musk tiba-tiba mempermasalahkan jumlah akun bot dan spam di Twitter. Padahal, Elon Musk sudah menandatangani perjanjian definitif akusisi Twitter pada 26 April.

Awalnya Twitter mengeklaim bahwa total akun bot dan spam yang beredar di platformnya hanya 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (monetizable daily active user/mDAU).

Namun, Musk meragukan data tersebut dan memprediksi total akun bot dan spam yang beredar 20 persen dari total pengguna, alias lima kali lebih banyak dari klaim Twitter.

Baca juga: Apa itu Akun Bot atau Spam yang Bikin Elon Musk Tunda Beli Twitter?

Untuk itu, Musk meminta Twitter membuktikan klaimnya. Musk mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter karena Twitter belum juga memberikan data sesuai permintaan Musk.

Hingga Juli, Twitter tidak memberikan data yang diminta Musk. Kubu Musk pun menyimpulkan jumlah akun spam dan bot Twitter tidak dapat diverifikasi. Hal ini membuat tim Musk ragu untuk membeli Twitter karena tidak dapat mengevaluasi prospek bisnis Twitter ke depannya.

Elon Musk lantas mengajukan pembatalan akuisisi Twitter ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) alias SEC pada 8 Juli 2022.

Bagi Twitter, masalah jumlah akun spam dan bot itu hanyalah dalih dari Musk. Pasalnya, menurut Twitter, Elon Musk tidak pernah menanyakan masalah jumlah akun spam dan bot sebelum perjanjian akuisisi diteken.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat