cpu-data.info

Induk Snapchat Ogah Latah Tren Metaverse karena Konsepnya Masih Ambigu

Pendiri Snapchat Evan Spiegel.
Lihat Foto

- Belakangan, berbagai perusahaan teknologi raksasa di dunia seperti Meta (dahulu Facebook), Microsoft, hingga Google berlomba-lomba mengucurkan dana mereka untuk menggarap proyek "metaverse".

Metaverse adalah konsep yang memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi, bekerja, bermain game, dan melakukan hal lainnya di lingkungan virtual. Di metaverse, setiap orang bakal direpresentasikan dalam bentuk avatar 3D yang unik.

Meski terdengar canggih, Snap, perusahaan kamera augmented reality (AR) yang merancang platform media sosial Snapchat, mengatakan bahwa pihaknya saat ini tidak "latah" fokus ke proyek atau menggunakan istilah metaverse.

Baca juga: Meta: Butuh 10 Tahun untuk Mewujudkan Metaverse

Hal ini disampaikan CEO Snap, Evan Spiegel dalam sebuah wawancara. Menurut dia,  metaverse saat ini memiliki konsep yang tidak jelas, di samping arti di balik metaverse itu sendiri yang tidak selaras di benak orang.

"Alasan kami tidak menggunakan kata tersebut (metaverse) karena istilah ini sangat ambigu dan masih sekadar konsep yang berdasarkan angan-angan," ujar Spiegel, dikutip KompasTekno dari TheVerge, Sabtu (30/4/2022).

"Dari segi pemahamannya, misalnya, beberapa orang mungkin akan memiliki pandangan atau menjelaskan konsep metaverse dengan arti yang berbeda-beda," imbuh Spiegel.

Baca juga: Ketika Metaverse Jadi Tempat yang Berbahaya untuk Anak...

Fokus ke pengalaman AR

Alih-alih fokus ke metaverse yang belum terlihat wujudnya, Spiegel menambahkan bahwa Snap saat ini fokus kepada fitur atau perangkat yang bisa memaksimalkan pengalaman AR.

Salah satunya melalui perangkat drone bernama Pixy yang baru saja diluncurkan Snap belum lama ini.

Drone berbanderol 229 dolar AS (sekitar Rp 3,3 juta) tersebut sederhananya berfungsi untuk menunjang kegiatan swafoto para pengguna Snap sembari mengapilkasikan berbagai filter AR yang ada di aplikasi Snapchat.

"Yang paling terpenting sekarang adalah orang-orang akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka di dunia nyata (alih-alih metaverse)," tutur Spiegel.

Baca juga: Jumlah Pengguna Harian Snapchat Tumbuh Pesat Dibanding Facebook dan Twitter

"Itu sebabnya kami merancang berbagai hardware (salah satunya Pixy) yang bisa mengubah cara orang menggunakan produk kami (Snapchat), dibanding membicarakan suatu konsep yang belum nyata," tambah Spiegel.

Selain Pixy, Snap juga diketahui membuat produk AR lainnya berupa kacamata yang bernama Spectacles. Kacamata ini hadir dalam beberapa versi dan versi terbarunya konon tengah diuji coba oleh para pengembang.

Adapun Spectacles memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan berbagai filter AR Snapchat, atau biasa disebut Lenses untuk bermain game, mempercantik foto wajah dan mengunggahnya ke media sosial, atau sekadar lucu-lucuan dan ajang pamer konten.

Baca juga: Apa Itu Metaverse dan Apa Saja yang Bisa Dilakukan?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat