Nokia Angkat Kaki dari Rusia
- Produsen alat telekomunikasi, Nokia, memastikan bahwa perusahaan akan angkat kaki dari Rusia. Perusahaan menyebut keputusan tersebut merupakan imbas dari perang Rusia-Ukraina.
Melalui halaman resmi perusahaan, Nokia mengaku sudah mengambil sejumlah langkah untuk keluar dari pasar Rusia.
Selama beberapa minggu terakhir, Nokia sudah menyetop operasional bisnis, menangguhkan pengiriman, dan mulai memindahkan unit riset dan pengembangan (RnD) perusahaan.
"Sekarang kami sudah bisa mengumumkan bahwa perusahaan akan keluar dari Rusia. Selama proses ini, prioritas kami adalah keselamatan dan kesejahteraan karyawan kami," tulis Nokia di halaman resminya.
Dalam sebuah wawancara, CEO Nokia, Pekka Lundmark, mengatakan bahwa sulit untuk melanjutkan bisnis di Rusia di tengah kondisi seperti ini.
Baca juga: Hati-hati, Malware Rusia Ini Bisa Rekam Percakapan Pengguna Android
"Kami hanya tidak bisa melihat peluang untuk kami tetap berbisnis di Rusia," katanya yang juga diungkapkan di akun Twitter miliknya
It has been clear for @Nokia since the early days of the invasion that continuing our presence in Russia would not be possible. We can now announce we will exit the Russian market. #
— Pekka Lundmark (@PekkaLundmark) April 12, 2022
Perusahaan berjanji, selama proses penghentian operasional berlangsung, Nokia akan tetap memberikan bantuan untuk mendukung infrastruktur telekomunikasi pelanggannya.
Nokia mengatakan tengah mengajukan lisensi yang diperlukan untuk tetap bisa melayani pelanggan, meski sanksi tengah diberlakukan terhadap Rusia.
"Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan sembari perusahaan meninggalkan Rusia," lanjut pihak Nokia.
Dikutip KompasTekno dari halaman resmi Nokia, Rabu (13/4/2022), perusahaan mengatakan bahwa pangsa pasar Nokia di Rusia tidaklah besar. Angkanya tidak lebih dari 2 persen.
Dengan demikian, Nokia mengatakan bahwa keputusan ini tidak akan berdampak besar bagi perusahaan.
Baca juga: Produsen Chip Intel Putuskan Setop Beroperasi di Rusia
Menurut Lundmark, ada 2.000 pegawai Nokia yang terdampak karena situasi ini. Beberapa dari mereka akan ditawari untuk bekerja di cabang lain. Nokia sendiri memiliki total jumlah pegawai 90.000.
Lundmark juga mengatakan bahwa Nokia tidak akan melanjutkan rencana patungan dengan perusahaan Rusia, YADRO, untuk membangun infrastruktur 4G dan 5G.
Rusia sendiri mendorong perusahaan jaringan seperti Nokia, untuk mulai membangun jaringan hanya dengan menggunakan peralatan Rusia.
"Banyak hal yang perlu diubah agar kami bisa berbisnis di Rusia lagi," ungkap Lundmark.
Terkini Lainnya
- Game "Microsoft Flight Simulator 2024" Resmi Rilis, Ini Harganya di Indonesia
- Oppo Hadirkan AI Gemini dan "Circle-to-Search" di ColorOS 15
- Cara Mengembalikan Akun Facebook yang Hilang dengan Mudah dan Praktis
- iPhone 16 Masih Dilarang, Apple Janji Tambah Investasi 10 Kali Lipat
- Sleep atau Shutdown Laptop, Mana yang Lebih Baik Digunakan Pengguna?
- Pabrik Rp 157 Miliar Ditolak RI, Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi iPhone 16
- Microsoft Umumkan Windows 365 Link, PC Kecil Berbasis Cloud Mirip Mac Mini
- Samsung Galaxy A16 5G Rilis di Indonesia, HP "Panjang Umur" Harga Rp 3 Jutaan
- Siasat Apple buat Jualan iPhone 16 di Indonesia, dari Minta Audiensi hingga Nego Investasi
- Ada Lubang Berbahaya, Pengguna iPhone Wajib Download iOS 18.1.1
- Rumor Samsung Galaxy S25 Versi Tipis Menyeruak
- Oppo Reno 13 Belum Dirilis, tapi Sudah Siap Masuk Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- Tanda iPhone 16 Dijual Resmi di Indonesia Menguat, Ini Janji Apple
- Oppo A57 5G Meluncur dengan Chip Dimensity 810
- Tabel Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy M23 5G di Indonesia
- Hati-hati, Ini Ciri-ciri WiFi Ilegal dan Bahayanya untuk Pengguna
- 5 Besar Penguasa Pasar PC Global Kuartal I-2022, Lenovo Teratas
- Asosiasi Penyelenggara Internet Ungkap Alasan Masyarakat Tergiur WiFi Ilegal