Belajar dari Kecelakaan Pesawat China Eastern MU5735
KECELAKAAN yang terjadi pada pesawat Boeing 737-800 maskapai China Eastern pada Senin, 21 Maret 2022 tentu saja menyisakan duka yang mendalam, terutama bagi para keluarga penumpang dan awak pesawat yang menjadi korban tewas.
Pesawat yang berangkat dari Bandara internasional Kunming Changshui pada pukul 13.11 ini dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada pukul 15.10 waktu setempat.
Namun pesawat yang mengangkut 123 penumpang dan 3 orang awak itu tidak mencapai tujuan dan jatuh di sekitar kota Wuzhou, Guangxi sekitar pukul 14.22 waktu setempat.
Kita sebaiknya tidak dan jangan berspekulasi terkait penyebab terjadinya kecelakaan pesawat tersebut. Biarlah tim yang terakreditasi, mempunyai reputasi serta kualifikasi yang sesuai melakukan investigasi dan kita tunggu hasil dari investigasi mereka.
Terlepas semua itu, dari berbagai berita media massa, saya berkesimpulan bahwa reaksi yang dilakukan oleh otoritas penerbangan China (Civil Aviation Administration of China/ CAAC) terhadap kecelakaan ini sangat luar biasa.
Baca juga: INFOGRAFIK: Data dan Fakta Kecelakaan Pesawat China Eastern Airlines MU5735
Kecelakaan ini tentu saja juga menjadi tanggung jawab mereka karena terjadi di wilayah mereka dan terjadi pada maskapai yang selama ini mereka awasi.
Sehari setelah kejadian kecelakaan itu, CAAC membatalkan sekitar 74 persen dari 118.000 penerbangan di China. Selain itu, mengutip , CAAC memerintahkan penilaian keselamatan penerbangan selama dua minggu yang mencakup biro kontrol lalu lintas udara, maskapai penerbangan, bandara dan organisasi pelatihan penerbangan.
Pada saat yang sama, China Eastern juga mengandangkan semua armada pesawat B737-800 mereka, meningkatkan persyaratan awak kokpit setidaknya pada beberapa jenis pesawat. Dalam satu pesawat tertentu, mereka mensyaratkan ada dua kapten senior, dengan salah satunya berlisensi instruktur sebagai pemimpin, dan satu co-pilot senior demi redundansi keselamatan.
Memang setiap kali terjadi kecelakaan pesawat selalu menimbulkan perasaan was-was bagi masyarakat yang sering menggunakan moda transportasi udara. Karena transportasi udara adalah transportasi yang tingkat keselamatannya lebih tinggi dibanding moda transportasi lain. Sehingga ketika terjadi kecelakaan, akan timbul banyak pertanyaan, kenapa bisa terjadi?
Apa yang dilakukan oleh CAAC patut kita apresiasi bahkan bisa dijadikan pelajaran, mengingat reputasi CAAC di dunia keselamatan penerbangan yang sangat bagus. Kecelakaan pesawat China Eastern ini terjadi setelah sekitar 10 tahun tidak terjadi kecelakaan pesawat di China.
Kecelakaan terakhir terjadi pada tahun 2010 di mana pesawat jenis Embraer E-190 maskapai Henan Airlines jatuh di dekat Bandara Yichun dan menewaskan 44 orang dari 96 orang yang onboard.
SHELM
Apa yang dilakukan oleh CAAC dan manajemen China Eastern sesungguhnya juga cerminan bagaimana kedewasaan mereka dalam menyikapi suatu kejadian kecelakaan. Kecelakaan ini tentunya akan dilakukan investigasi oleh tim investigator China dengan dibantu tim dari pabrik pesawat dan negara lain yang terkait.
Investigasi secara umum akan menggunakan teknik analisa SHEL (Software, Hardware, Environment, dan Lifeware) yang pertama kali dikembangkan oleh Profesor Elwyn Edwards tahun 1972. Software adalah perangkat lunak seperti sistem, aturan dan sebagainya.
Hardware adalah perangkat keras seperti pesawat, radar, peralatan komunikasi dan sebagainya. Environment adalah alam dan lingkungan. Sedangkan Lifeware adalah manusia atau petugas operasional
Konsep ini kemudian dikembangkan lagi oleh Frank Hawkins tahun 1975 menjadi SHELL, dengan tambahan lifeware satu lagi yaitu manajemen. Dengan demikian bisa juga analisanya disebut SHELM.
Terkini Lainnya
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal MPL ID S9 Hari Ini Sabtu 26 Maret, RRQ Hoshi dan Evos Legends Berlaga
- Hasil MPL ID S9 Pekan Ke-6 Hari Pertama, Evos Legends Bangkit
- Jumlah Pengiriman Ponsel Xiaomi 2021 Naik
- Telkomsel Mulai Upgrade Jaringan 3G ke 4G LTE di 766 Kecamatan
- Netflix Beli Studio Game Pembuat "Age of Empires Mobile"