Tahukah Mengapa Trending Topic Identik dengan Hashtag?
- Trending topic atau topik yang sedang ramai dibicarakan di media sosial selalu menggunakan hashtag atau tanda pagar (#). Bagi pengguna aktif media sosial seperti Twitter mungkin sudah tidak asing lagi dengan hashtag.
Di platform Twitter, pengguna bisa dengan mudah mencari trending topic hanya berbekal pencarian kata kunci yang dimulai dengan simbol "#". Pengguna Twitter bahkan bisa melihat jumlah akun yang sedang membicarakan topik tersebut.
Di sisi lain, pengguna Twitter kadang secara sengaja membuat konten, lalu menyisipkan simbol "#" dengan kata kunci pada topik tertentu yang sedang populer, namun kontennya sama sekali tidak berkaitan dengan topik tersebut.
Baca juga: Sejarah World Wide Web atau WWW, Penemunya Tim Berners Lee Tahun 1989
Begitu pula di platform Instagram, hashtag juga banyak digunakan pengguna agar kontennya bisa terlibat dalam trending topic. Hashtag seolah jadi satu kesatuan dengan trending topic. Saat ini, kiranya tidak ada topik populer yang tidak memakai hashtag.
Namun, mengapa trending topic identik dengan hashtag bukan simbol lainnya? Untuk mengetahuinya, barangkali perlu untuk melihat sejarah hashtag terlebih dahulu.
Sejarah hashtag
Jauh sebelum hashtag jamak digunakan di media sosial, simbol "#" telah lama dipakai di bahasa Pemrograman C untuk menandai rangkaian kode tertentu agar bisa diproses terlebih dahulu.
Kemudian, penandaan perintah menggunakan simbol "#" tersebut akhirnya diadopsi di platform forum chat online lawas Internet Relay Chat (IRC) di tahun 1988. Namun, simbol "#" di IRC bukan digunakan untuk menandai kode, melainkan menandai nama forum chat.
Dengan begitu, hashtag secara mendasar punya fungsi untuk menandai teks tertentu. Dari penggunaan simbol "#" di IRC, kemudian diadopsi di platform media sosial Twitter untuk pertama kalinya.
Orang yang berjasa menghadirkan hashtag di Twitter adalah pengguna IRC yang bernama Chris Messina. Laki-laki asal Amerika Serikat itu memboyong ide penggunaan hashtag dari IRC ke Twitter pada 23 Agustus 2007.
Messina kala itu menemukan bahwa hashtag yang berfungsi untuk menandai suatu teks juga bisa diterapkan di Twitter. Menurutnya, tagar yang diletakkan di akhir tulisan bakal membuat tulisan itu masuk ke satu aliran topik dan dapat ditemukan dengan mudah oleh pengguna.
Mesina menuturkan tagar membantu pengguna dapat terhubung dengan topik yang sedang ramai dibicarakan di Twitter tanpa harus saling mengenalnya atau "follow".
"Anda dapat menggunakannya (hashtag) di mana saja secara online untuk terhubung dengan orang lain yang ingin berbicara atau berbagi tentang hal yang sama," kata Messina, dilansir dari artikel #OriginStory, Jumat (18/02/2022).
Dalam Microblogging atau platform dengan layanan konten teks singkat tak lebih dari 200 karakter seperti Twitter, tagar menjadi sangat penting. Hashtag memungkinkan pengguna untuk mengekspresikan ide yang rumit secara efisien.
Baca juga: 10 Media Sosial yang Jadi Sumber Berita Warganet
Tentu ada banyak obrolan yang lalu-lalang di Twitter, Instagram, atau Microblogging lainnya. Kumpulan obrolan tersebut dapat terkelompokkan secara mudah menjadi satu topik dengan menggunakan tagar.
Pengguna bisa mencari topik obrolan sesuai minatnya secara mudah dan cepat hanya menggunakan tagar. Tak hanya mencari, pengguna juga bisa bergabung untuk berinteraksi dengan pengguna lainnya dengan menggunakan tagar yang sama dari satu topik.
Hashtag tidak secara langsung berfungsi sebagai pembuat trending topic. Besarnya interaksi pengguna yang menggunakan satu tagar tertentu di media sosial, yang akhirnya mendorong terjadinya trending topic, dikutip dari analis media sosial Hashtags.
Tagar tetap hanya berfungsi sebagai penanda teks, yang bisa menghubungkan atau menyatukan berbagai interaksi antar pengguna di media sosial dalam satu topik tertentu.
Meski demikian, topik tidak bakal bisa populer apabila tidak ada tagar sebagai sistem yang mengumpulkan interaksi pengguna di media sosial. Itulah alasan mengapa trending topic identik dengan hashtag.
Terkini Lainnya
- Tidak Semua Data Pribadi Rahasia, tapi...
- Ini Video YouTube Pertama dalam Sejarah,...
- AI Bawa "Kompas.com" Raih Penghargaan Internasional...
- WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina...
- LinkedIn Ikut-ikutan Bikin Fitur Video Vertikal...
- Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal...
- Ramai di Medsos, Kode-kodean dengan Dua...
- Arti Kata “Core”, Bahasa Gaul yang...
- Honor Pad 9 Pro Meluncur, Tablet dengan Layar 144 Hz dan Baterai Jumbo
- Cara Hapus Followers Instagram yang Tidak Diinginkan
- Oppo A60 Resmi dengan Layar Jumbo dan Baterai Fast Charging 45 Watt
- ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika
- Jadwal MPL S13 Pekan Ini, 26-28 April, Kesempatan RRQ Hoshi untuk Bangkit
- Smartphone Honor 200 Lite Meluncur, Bawa Kamera Utama 108 MP
- Login WhatsApp di iPhone Kini Lebih Mudah, Tak Perlu Masukkan Kode OTP
- Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite (2024): Harga dan Spesifikasi
- iQoo Watch, Smartwatch Perdana iQoo Kembaran Vivo Watch 3, Ini Spesifikasinya
- Netizen Kecewa, Indonesia "Menggema" di Medsos X Korea Selatan
- Menerka Misi Tersembunyi Lawatan Bos Apple ke Indonesia, Vietnam, dan Singapura
- Ramai di Medsos, Kode-kodean dengan Dua Huruf di Keyboard QWERTY, Begini Cara Mainnya
- 7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya
- Samsung Galaxy Z Fold 6 dan Galaxy Z Flip 6 Rilis Juli di Paris?
- WhatsApp Siapkan Fitur Telepon Tanpa Simpan Nomor
- ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika
- 3,2 Juta STB Gratis dari Kominfo Dibagikan 15 Maret, Ini Syarat Penerimanya
- Cara Klaim Kode Redeem Genshin Impact, lewat Game dan Situs Penukaran
- 5 Cara Menjaga Battery Health iPhone agar Tetap Awet
- Jadwal Lengkap MPL ID Season 9 Pekan Pertama hingga 10 April
- Catat, Jadwal Pembagian STB TV Digital Gratis dari Pemerintah