cpu-data.info

2024, Google Privacy Sandbox Siap Jaga Pengguna Android dan Chrome

Ilustrasi Google Chrome
Lihat Foto

- Bila Apple punya fitur anti-pelacakan iklan App Tracking Transparency (ATT), Google bakal punya Privacy Sandbox.

Dengan Privacy Sandbox, Google bakal membangun sistem periklanan baru yang lebih menjaga privasi pengguna Android maupun Chrome. Namun teknologi ini paling cepat baru akan hadir dua tahun mendatang atau mulai tahun 2024.

Selama ini, Google memang diketahui melacak aktivitas pengguna Android dan Chrome menggunakan metode pelacakan iklan dengan cookie pihak ketiga dan pengenal iklan (advertising ID). Tujuannya untuk menargetkan iklan yang dipersonalisasi ke pengguna.

Google sendiri menilai iklan sebagai bagian penting dalam memberikan pengalaman berinternet kepada pengguna.

Namun, perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat ini tak menampik bahwa pihaknya perlu mengganti beberapa tools periklanannya agar lebih menjaga privasi pengguna.

Makanya, lahirlah inisiatif Privacy Sandbox. Menurut Google, Privacy Sandbox akan membatasi pembagian data pengguna ke pihak ketiga.

Inisiatif ini juga juga bakal menghentikan penggunaan pengenal iklan (advertising ID) yang sedianya dapat melacak aktivitas online pengguna untuk penargetan iklan yang dipersonalisasi.

"Teknologi Privacy Sandbox bertujuan untuk membuat mekanisme pelacakan yang ada saat ini menjadi usang, dan memblokir teknik pelacakan rahasia," kata Google, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PhoneArena, Jumat (18/2/2022).

Baca juga: Induk Google Cuan berkat Moncernya Bisnis Iklan

Masih lacak pengguna

Meski sudah ada Privacy Sandbox, bukan berarti Google berhenti melacak dan tak lagi menargetkan iklan ke penggunanya.

Sederhananya, Google masih akan melacak, tapi bukan dengan mengandalkan cookie pihak ketiga, melainkan lewat hal lain seperti inisiatif "Privacy Sandbox" yang bertujuan memungkinkan menargetkan iklan di web dan Android sambil tetap menjaga privasi pengguna di level individu.

Pada Maret 2021 lalu, Director of Product Management, Ads Privacy and Trust Google, David Temkin mengungkapkan, dari inisiatif Privacy Sandbox ini lahir apa yang disebut dengan Federated Learning of Cohorts (FLoC).

FLoC merupakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang berfungsi mengelompokkan pengguna yang memiliki pola penjelajahan serupa. Jadi, dengan teknologi FLoC, pengiklan akan menargetkan iklan miliknya ke kelompok dengan minat yang sama, bukan ke pengguna individu.

"FLoC dapat mencegah pelacakan individu namun tetap memberikan hasil untuk pengiklan dan penerbit," kata Temkin dalam blog resmi Google.

Google pun masih akan tetap mengumpulkan data yang dikumpulkan secara "first party", yakni dari layanan-layanan Google sendiri seperti YouTube dan Google Search. Demikian pula tracker Google di aplikasi-aplikasi mobile, yang masih akan tetap melacak pengguna.

Baca juga: Google dan Perusahaan Siber Cari Formula Ideal Iklan Digital

Butuh waktu dua tahun

Google mengatakan, setidaknya dibutuhkan waktu dua tahun untuk merancang, membangun, dan menguji solusi baru periklanan dengan Privacy Sandbox.

Dalam blog developer Android untuk inisiatif Privacy Sandbox, saat ini Google sudah menyediakan proposal desain Privacy Sandbox terbuka untuk umum, untuk keperluan peninjauan dan umpan balik.

Menurut linimasa kehadiran Privacy Sandbox, sepanjang 2022 ini, Google dijadwalkan melakukan pembaruan proposal desain serta merilis Privacy Sandbox versi developer previews untuk pengujian awal.

Pada akhir 2022, Google dijadwalkan akan merilis versi beta dari Android Software Development Kit (SDK) Runtime serta antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang dapat menjaga privasi.

Baca juga: Facebook Terancam Rugi Rp 143 Triliun gara-gara Apple

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat