Batal, Akuisisi "Rp 575 Triliun" ARM oleh Nvidia
- Kabar yang sebelumnya beredar tentang pembatalan akuisisi ARM oleh Nvidia, terbukti benar adanya.
ARM adalah perusahaan perancang chip yang desainnya dijadikan sebagai dasar dari sebagian besar prosesor perangkat mobile di seluruh dunia. ARM tidak memproduksi prosesor, melainkan melisensikan teknologi semikonduktornya kepada pihak lain, mulai dari Qualcomm, Nvidia, Texas Instrument, Samsung, hingga Apple.
Kesepakatan akuisisi yang disetujui pada 2020 lalu senilai 40 miliar dollar AS (sekitar Rp 575 triliun) antara Nvidia dan Softbank sebagai pemilik ARM, kini kandas di tengah jalan. (Baca: Nvidia Akuisisi ARM dari SoftBank Senilai Rp 598 Triliun)
Kedua perusahaan tersebut secara resmi mengumumkan pembatalan akuisisi ini. Melalui keterangan resminya, Nvidia mengatakan pembatalan ini terjadi karena adanya hambatan peraturan.
"ARM memiliki masa depan yang cerah, dan kami akan terus mendukung mereka sebagai pemegang lisensi selama beberapa dekade mendatang. Meskipun kami tidak akan menjadi satu perusahaan, kami akan bermitra erat dengan ARM," kata Jensen Huang, pendiri sekaligus CEO Nvidia, seperti dirangkum KompasTekno dari blog resmi perusahaan, Rabu (9/2/2022).
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis pihak Softbank, kesepakatan ini resmi berakhir terhitung 8 Februari 2022.
Namun, Softbank akan tetap mendapatkan dana sebesar 1,25 miliar dollar AS (sekitar Rp 17,9 triliun) dari Nvidia sebagai bagian dari kesepakatan awal. Kala itu, kedua perusahaan sepakat bahwa dana tersebut tidak dapat dikembalikan jika pembatalan terjadi.
Kabar mengenai pembatalan akuisisi ini memang sudah terdengar sejak Januari lalu.
Rencana Nvidia mengakuisisi ARM memang mendapat perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah. Mereka khawatir akan terjadi monopoli di industri semikonduktor. Alhasil, kesepakatan ini tak berjalan mulus.
Baca juga: Rencana Akuisisi ARM oleh Nvidia Ditentang Qualcomm
Untuk proses akuisisi, Nvidia menyiapkan dana sebesar 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 598,6 triliun untuk SoftBank Group.
Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu juga melayangkan gugatan dan meminta transaksi Nvidia dengan ARM diblokir dengan dalih anti-monopoli.
Pemerintah Inggris juga ikut turun tangan dengan menyelidiki kesepakatan Nvidia dan ARM karena alasan kekhawatiran ancaman keamanan nasional.
Tak hanya itu, Nvidia juga menghadapi beberapa kendala regulasi di China karena ARM memiliki usaha patungan dengan ekuitas swasta, Hopu Investment.
Selain regulator, beberapa perusahaan teknologi seperti Qualcomm, Intel dan Google juga khawatir akuisisi ARM akan membatasi akses ke desain teknologi ARM.
Baca juga: Mengenal Apple M1, Chip ARM Pengganti Intel di MacBook Terbaru
Rencana IPO ARM
Bersamaan dengan pengumuman pembatalan ini, Softbank mengumumkan rencananya untuk memulai penawaran umum perdana ARM. Rencananya, ARM akan melakukan penawaran umum perdana pada periode tahun fiskal yang dimulai 1 April hingga 31 Maret 2023 mendatang.
"ARM menjadi pusat inovasi tidak hanya dalam revolusi ponsel. Tetapi juga dalam komputasi awan, otomotif, Internet of Things, hingga metaverse," kata Masayoshi Son, Representative Director, Corporate Officer , Chairman & Chief Executive Officer SoftBank Group Corp.
"Kami akan mengambil kesempatan ini dan mulai bersiap untuk membawa ARM ke publik, dan membuat kemajuan lebih jauh lagi," pungkas Son.
SoftBank sebelumnya mengakusisi ARM yang berbasis di Inggris senilai 32 miliar dollar AS (sekitar Rp 479 triliun) pada tahun 2016 lalu.
Baca juga: Apple Umumkan MacOS Big Sur, Pertama Mendukung ARM
Terkini Lainnya
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- 5 Besar Merek PC Global Akhir 2024 Riset Canalys, Lenovo Teratas
- 5 Merek HP Terlaris di Dunia 2024 Versi Counterpoint, Samsung Memimpin
- Smartphone Nokia Pensiun, HMD Setop Produksinya
- Ini Jajaran Direksi XLSmart, Perusahaan Gabungan XL dan Smartfren
- Kenapa Salah Mengetik Sering Disebut “Typo”? Begini Penjelasannya
- Mode Pesawat HP Bukan Cuma untuk Dipakai di Pesawat, Ini Fungsi Lainnya
- Apa Itu Factory Reset di HP dan Kapan Harus Dilakukan?
- Unboxing Samsung Galaxy Watch Ultra, Arloji Pintar yang Canggih, Elegan, dan Sporty
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Smartwatch Redmi Watch 5 Meluncur, Lebih Besar dan Lebih Terang
- Asus Rilis Laptop Copilot+ PC Paling Portabel di CES 2025
- Nintendo Bikin Konsol Game Boy dari Mainan Lego, Bisa Dirakit Sendiri
- Cara Hapus Akun Instagram Permanen dan Sementara
- Juliana Cen Diangkat Jadi Managing Director HP Indonesia
- Smartphone Nokia Pensiun, HMD Setop Produksinya
- Ini Jajaran Direksi XLSmart, Perusahaan Gabungan XL dan Smartfren
- Kamera Portrait Oppo Reno7 Tiru Bokeh DSLR
- Cara Oppo Bikin Tekstur "Meteor Jatuh" di Punggung Reno7
- Google Dituntut Rp 34 Triliun karena "Pilih Kasih" dan Bikin Konsumen Rugi
- Link Pendaftaran PDSS SPAN-PTKIN 2022, Ini Syarat dan Jadwalnya
- Bocoran Harga Samsung Galaxy S22 yang Meluncur Besok, Mulai Rp 12 Jutaan