Mengapa Harga NFT Mahal, Faktor Apa yang Menentukan?
- Aset non-fungible token (NFT) sedang digandrungi netizen, setelah NFT foto selfie milik akun Ghozali Everyday, laku terjual hingga miliaran rupiah.
Sebelumnya, seorang anak 12 tahun asal London, Benyamin Ahmed, yang membuat karya seni digital "Weird Whales", yakni berupa emoji ikan paus bergaya piksel, terjual sebesar 290.000 poundsterling atau setara dengan Rp 5,7 miliar sebagai Non-Fungible Token (NFT).
Video viral "Charlie Bit My Finger" yang populer di awal tahun 2000-an, ditarik dari publik per 23 Mei setelah terjual 760.999 dollar AS atau sekitar Rp 10,9 miliar (kurs dollar AS Rp 14.300) dalam bentuk NFT.
Bos Twitter, Jack Dorsey juga melelang twit pertamanya dengan NFT, dan terjual hingga 2,5 juta dollar AS (sekitar Rp 36 miliar).
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja NFT?
NFT bisa dikatakan seperti sertifikat fisik hak cipta yang dapat menjamin keaslian suatu karya seni, bedanya NFT berupa sertifikat digital. Dari titik cara kerja NFT ini, mungkin bisa dibayangkan secara kasar mengapa harga NFT bisa melambung.
Mengapa harga NFT bisa tinggi?
Mengapa harga NFT bisa tinggi, dan faktor-faktor apa yang membuatnya menjadi mahal? Dikutip KompasTekno dari Alan Turing Institute, Selaa (18/1/2022), alasan paling mendasar adalah karena tidak ada penguasaan dan dominasi dalam skema perdagangan NFT.
Dengan kata lain, tidak ada aktor dominan yang bisa mengendalikan harga di NFT. Peneliti di Alan Turing Institute menyebut bahwa terdapat heterogenitas yang sangat luar biasa besar dalam perdagangan NFT.
Banyak karya seni digital NFT yang tersedia tapi tidak ada yang menguasai penentuan nilai atau harganya.
Nilai atau harga dari NFT sepenuhnya dibuat antara penjual dan pembeli bukan ditentukan pihak ketiga, seperti pada perdagangan konvesional yang membutuhkan campur tangan pemerintah atau perusahaan besar.
Baca juga: Anak 12 Tahun Jual NFT Emoji Ikan Paus, Laku Rp 5 Miliar
Skema perdagangan barang seperti ini mungkin mirip seperti skema perdagangan karya seni. Nilai satu lukisan dihasilkan dari hubungan yang kompleks antara penjual dan pembeli.
Selera dan tren yang menjadi dasar untuk menentukan harga bersifat dinamis dan tidak pasti. Seleran dan tren bisa ditafsirkan berulang-ulang oleh penjual dan pembeli, sebagaimana dikutip KompasTekno dari jurnal “The art machine: dynamics of a value generating mechanism for contemporary art”.
Demikian juga temuan dari Alan Turing Institute, yang pada dasarnya harga dari NFT bisa dinamis dan melambung karena semua orang bisa menentukkan harga dari NFT-nya, dan semua orang bebas mengajukan penawaran untuk membeli NFT itu.
3 faktor
Meski dinamis, Alan Turing Institute menemukan tiga faktor terbesar yang memengaruhi penjual atau pembeli dalam menafsirkan harga di NFT, antara lain faktor visual, harga jual NFT sebelumnya, serta hubungan antara penjual dan pembeli.
Baca juga: Transaksi Jual-Beli Karya Digital NFT Tembus Rp 152 Triliun
Dalam menemukan faktor itu, para peneliti telah mempelajari data dari 4,7 juta NFT yang telah diperdagangkan oleh lebih dari 500.000 pembeli dan penjual.
Harga jual
Dari ketiga faktor tersebut, faktor harga jual NFT sebelumnya menjadi 50 persen penentu keberagaman harga NFT.
Terkini Lainnya
- Resmi, Pemerintah RI Tolak Rp 1,5 Triliun Apple untuk Cabut Blokir iPhone 16
- Vendor Smartphone Honor Buka Lowongan Kerja di Indonesia, Siap Comeback?
- Ketik "Film Wicked" atau "Ariana Grande" di Google, Bikin Layar HP "Melayang"
- 28 HP Oppo yang Kebagian Antarmuka ColorOS 15 dan Jadwal Rilisnya
- Cara Pakai Rumus NOW dan TODAY di Microsoft Excel
- Apa Itu Rumus MIN dan MAX di Excel, dan Cara Menggunakannya
- Main Game di PS Portal Tidak Perlu Konsol PS5 Lagi
- Kenapa Kita Sering Menerima Telepon Spam? Ini Penjelasannya
- Ini Dia Arti Tanda ‘@’ yang Selalu Dijumpai di E-mail
- Cara Mematikan Download Otomatis di WhatsApp iPhone dengan Mudah
- Brasil Juara Free Fire FFWS Global 2024, Indonesia Runner Up
- 5 Alasan Gen Z Suka Sering Pakai Fitur DnD di Ponsel
- Link Download Aplikasi ChatGPT Windows dan Cara Menggunakannya, Gratis
- Ini Dia, Bukti Kembalinya HP Huawei ke Indonesia
- Menggenggam Samsung Galaxy S24 FE, Si "Bungsu" yang Cantik dan Cerdas
- Bagaimana Cara Kerja NFT?
- Sepanjang 2021, Samsung Produksi 300 Juta Smartphone
- Vivo Y21e Meluncur dengan Snapdragon 680, Ini Spesifikasinya
- Kominfo Awasi Transaksi NFT di Indonesia, Marketplace Jual-Beli Bisa Diblokir
- Kominfo Siapkan "Jalan Tol" Tambahan untuk 5G Tahun Ini