Galaxy Note Jadi Korban Kelangkaan Chip

- Dunia saat ini telah dilanda masalah kelangkaan chip. Bukan hanya pemain di industri semikonduktor, sektor lain seperti otomotif ikut terkena imbasnya.
Co-CEO Samsung IT and Mobile Communication DJ Koh pun mengatakan kelangkaan chip global berpotensi menjadi masalah besar bagi perusahaannya tahun ini.
Dalam pertemuan tahunan bersama para pemegang saham, DJ Koh mengatakan Galaxy Note harus menjadi korban akibat kelangkaan chip. Dia mengatakan bahwa seri ponsel yang identik dengan stylus S Pen itu bakal absen pada 2021.
Baca juga: Samsung Akhirnya Jujur soal Nasib Galaxy Note
"Akan menjadi beban untuk mengeluarkan dua model flagship dalam satu tahun," kata DJ Koh, dihimpun KompasTekno dari Bussines Insider, Jumat (19/3/2021).
Padahal, jika menilik tahun-tahun sebelumnya Samsung rutin meluncurkan Galaxy S dan Galaxy Note di tahun yang sama. Galaxy S biasanya diperkenalkan awal tahun, lalu Galaxy Note menyusul di pertengahan tahun.
Samsung sebenarnya membuat chip sendiri, Exynos, yang biasa ditanamkan di ponsel-ponsel flagship buatannya. Namun, Samsung juga bergantung pada produsen komponen pihak ketiga seperti Qualcomm, sementara pabrikan Snapdragon itu turut terdampak masalah kelangkaan.
Laporan dari situs MarketWatch memprediksi kondisi kelangkaan pasokan chip akan berlangsung hingga akhir 2021.
Baca juga: Snapdragon 888 Bakal Jadi Barang Langka
Masalah ini cukup serius, sebab chip alias prosesor semikonduktor merupakan salah satu komponen penting yang mengotaki berbagai perangkat, seperti smartphone, PC, konsol game, hingga kendaraan modern.
Jika produksi chip tersendat, rantai pasokan komponen ke produsen elektronik akan ikut terhambat. Masalah kelangkaan ini bersumber dari tingginya permintaan di saat produksi justru menurun akibat pandemi.
Selama pandemi, permintaan perangkat seperti smartphone dan PC meningkat karena aktivitas bekerja dan belajar di rumah. Di saat bersamaan, produksi chip justru dikurangi sehingga mengakibatkan ketimpangan antara jumlah pasokan dan demand.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Sony Pamer Controller VR untuk PS5, Begini Bentuknya
- Nokia 5.4 Resmi Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- iPhone Lawas Ini Tak Bisa Lagi Pakai WhatsApp
- Membandingkan Spesifikasi dan Fitur Samsung Galaxy A32, A52, serta A72
- Aturan IMEI Berlaku, Vendor Smartphone Mana yang Diuntungkan?