cpu-data.info

Sejarah Google, Raksasa Mesin Pencari yang Hampir Dijual "Murah"

Ilustrasi: logo Google pada bagian depan kantor Google di kawasan Mountain View, California, Amerika Serikat.
Lihat Foto

- Ketika Google tumbang atau down, banyak kegiatan yang kita lakukan menjadi terhambat. Hal tersebut membuktikan bahwa kita sudah banyak bergantung pada layanan Google. 

Google memang memiliki segudang layanan. Mulai dari mesin pencari "mbah Google", browser, e-mail, bahkan sistem operasi. Wajar jika Google menjadi andalan.

Namun, pernahkah terpikir bagaimana jika layanan Google tidak pernah lahir di dunia?

Pasalnya, pada 1998 lalu, dua pendiri Google yakni Larry Page dan Sergey Brin hampir saja menjual algoritma yang mereka rancang untuk Google.

Algoritma tersebut bernama PageRank. PageRank berfungsi untuk memberi peringkat atau urutan situs web yang ditampilkan di hasil pencarian Google, berdasarkan tingkat kepentingan situs tersebut.

Googleplex, kantor pusat Google yang beralamatkan di 600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, Santa Clara County, California, Amerika Serikat. Foto di ambil Selasa (22/3/2016)KOMPAS.COM/AMIR SODIKIN Googleplex, kantor pusat Google yang beralamatkan di 600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, Santa Clara County, California, Amerika Serikat. Foto di ambil Selasa (22/3/2016)

Alasannya sederhana, mereka kewalahan dan memilih fokus untuk menuntaskan pendidikan yang tengah ditempuh di Univesitas Stanford, Amerika Serikat.

Duo sahabat ini lantas melakukan pendekatan ke sejumlah perusahaan teknologi yang menawarkan layanan mesin pencari, salah satunya adalah Yahoo.

Baca juga: Sejarah Android, dari Ditolak Samsung hingga Dibeli Google

Saat itu, Page dan Brin rela melepas Google dengan harga "murah", yakni 1 juta dolar AS atau kini bernilai sekitar Rp 14 miliar (kurs 1 dolar AS = 14.000). Namun, Yahoo menolak tawaran tersebut.

Akan tetapi, melihat kesuksesan Google, Yahoo malah mendekati Google pada 2002 dan menawar 3 miliar dolar AS (sekitar Rp 42 triliun) agar Page dan Brin mau melepas perusahaan yang mereka rintis.

Page dan Brin menolak tawaran tersebut dan menaikkan angkanya ke 5 miliar dolar AS (sekitar Rp 70 triliun).

Yahoo pun bergeming. Mereka juga mungkin menyesal mengapa pada 1998 tak mengambil tawaran yang justru sangat jauh lebih menguntungkan.

Ditolak Excite

Logo Google di kantor Google Indonesia, Pacific Century Place SCBD JakartaCONNEY STEPHANIE/ Logo Google di kantor Google Indonesia, Pacific Century Place SCBD Jakarta
Tak cuma Yahoo, search engine populer di tahun 90-an, yakni Excite juga sempat didekati oleh Page dan Brin. Diskusi dengan Excite terkait akuisisi proyek Google terjadi pada 1999, satu tahun setelah penolakan Yahoo.

Banderol Google saat itu masih sama, yakni 1 juta dolar AS. Tetapi pihak Excite tampaknya masih melihat angka tersebut terlalu tinggi untuk algoritma PageRank.

Page dan Brin kemudian sepakat menurunkan harga jual proyek hasil keringat mereka itu dengan harga 750.000 dolar AS (sekitar Rp 10,5 miliar).

Baca juga: 19 Kata yang Hanya Dimengerti oleh Karyawan Google

Excite masih tidak mau membelinya dan beralasan bahwa tawaran tersebut masih "terlalu tinggi". Hal ini memaksa Page dan Brin pulang ke rumah tanpa mendapatkan kata sepakat dari perusahaan yang dipimpin oleh George Bell tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat