Di Balik Minat LG dan Tesla Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia
- Baru-baru ini, Pemerintah Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama LG Energy Solution untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia.
Nilai investasinya yang disepakati sebesar 9,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 137,5 triliun (kurs rupiah Rp 14.000). Pabrik ini nantinya akan mengintegrasikan seluruh proses pembuatan baterai listrik dari hulu hingga hilir.
"Mulai dari tambang, smelter, prekursor, katoda, mobil hingga fasilitas daur ulang akan dibangun di Indonesia,” ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Rencananya, pabrik akan dibangun di Maluku Utara dan Jawa Tengah. Dalam MoU juga disebutkan, setidaknya 70 persen nikel yang akan digunakan untuk memproduksi baterai mobil listrik harus diproses di Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang mengintegrasikan industri baterai listrik dari pertambangan hingga memproduksi baterai lithium mobil listrik.
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo juga turut mengundang CEO Tesla, Elon Musk, untuk untuk berinvestasi di Tanah Air, khususnya di sektor rantai pasokan baterai untuk kendaraan listrik.
Undangan tersebut kabarnya mendapat respons positif dari bos Tesla itu. Ia bahkan akan mengutus timnya ke Indonesia pada Januari 2021 untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
Selain itu, produsen baterai China’s Contemporary Amperex Technology ( CATL) kabarnya juga sudah meneken perjanjian dengan perusahaan tambang negara PT Aneka Tambang ( Antam).
CATL berencana menginvestasikan 5 miliar dolar AS atau setara Rp 70,6 triliun, untuk pembangunan pabrik baterai lithium ion di Indonesia.
Dalam perjanjian tersebut, CATL disebutkan wajib memastikan 60 persen nikel dari dalam negeri diolah menjadi baterai di Indonesia.
“Kami tidak ingin mereka membawa nikel keluar dan mengolahnya di luar negeri,” ucap Luhut, dikutip dari laman Hindustan. Untuk diketahui, CATL akan berinvestasi 5 miliar dolar AS dan memulai produksi baterai pada 2024.
Baca juga: LG Bangun Pabrik Baterai Buat Mobil Listrik di Indonesia
Cadangan nikel yang berlimpah
Salah satu alasan yang membuat para produsen mobil listrik ataupun produsen baterai melirik Indonesia untuk membuat pabriknya sendiri ialah karena Indonesia memiliki cadangan nikel yang berlimpah.
Memang, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel yang berlimpah. Ini membuat Indonesia tampil menjadi salah satu produsen dan eksportir nikel terbesar dunia yang menguasai sekitar 27 persen pasar global.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2019, Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia dengan produksi nikel sebesar 800.000 ton.
Pada 2019, Indonesia juga tercatat sebagai eksportir nikel terbesar kedua untuk industri baja negara-negara Uni Eropa.
Terkini Lainnya
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cara Menghapus Akun Google di HP dengan Mudah dan Cepat
- Tabel Spesifikasi Realme Note 60x dan Harganya, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- iPhone 17 Series dan iPhone SE 4 Bakal Lebih Mahal?
- 7 Kasus Kebocoran Data yang Terjadi Sepanjang 2020
- Video Call Malam Tahun Baru, Begini Cara Menampilkan Zoom dkk di TV
- Vivo Y20 (2021) Resmi Meluncur dengan Helio P35
- Apple Gagal Tuntut Pembuat "iPhone Kloningan"
- Cara Bikin Instagram Best Nine 2020 dari Laptop, Jangan Lupa Hapus E-mail Setelahnya