cpu-data.info

Pemilik Website Harap Bersiap, Chrome Mulai Blokir Iklan yang Bikin Lemot

Ilustrasi logo Chrome
Lihat Foto

- Situs web yang mengandalkan pemasukan iklan harus segera bersiap. Terutama untuk website-website yang menggunakan iklan "berat".

Alasannya, baru-baru ini, pengguna browser Google Chrome melaporkan bahwa peramban itu mulai memblokir iklan-iklan tertentu. Salah satu pengguna yang melaporkan hal tersebut ialah Aron Pilhofer melalui akun Twitternya @pilhofer pada Desember 2020.

Dalam kicauannya, Pilhofer mengunggah sebuah tangkapan layar dari situs berita The New York Times tanggal 2 Desember 2020. Dari gambar itu terlihat ada kotak besar di bagian atas situs yang biasanya memuat tampilan iklan.

Baca juga: Update Google Chrome Diklaim Bikin Hemat Baterai dan Irit RAM

Namun, di peramban Pilhifer, kotak tersebut tidak menampilkan iklan, melainkan kosong begitu saja dengan sebaris tulisan berbunyi, "Iklan ini menggunakan terlalu banyak sumber daya dari perangkat Anda, jadi Chrome menghapusnya."

Beberapa akun Twitter juga melaporkan hal serupa. Misalnya, akun @tobyns melaporkan bahwa peramban Chrome telah menghapus iklan dari situs berita The Independent yang ia kunjungi. 

"Pertama kali saya melihat Chrome menghapus iklan. kejadian langka!," kicaunya. pada bulan November 2020. Senada dengan dua akun di atas, akun @ArtemR juga mengaku pertama kalinya melihat Chrome memblokir iklan yang menggunakan terlalu banyak sumber daya.

Niatan Google untuk memblokir iklan "berat" yang membuat lemot perangkat pengguna Chrome, memang memang sudah tersiar sejak Mei 2020. Fitur tersebut diberi nama Heavy Ad Intervention, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Forbes (23/12/2020).

Kriteria iklan berat menurut Chrome

Heavy ad dapat dipahami sebagai iklan web yang terlalu banyak menguras sumber daya sistem sehingga membuat perangkat komputer atau ponsel jadi tidak responsif dan melambat.

Baca juga: Google Siapkan Fitur Screenshot Panjang di Peramban Chrome

Iklan dengan kriteria heavy ad dapat mengganggu pengalaman pengguna ketika berselancar di internet karena dapat membuat laman web dimuat lebih pelan dari biasanya. Iklan berat juga dapat menguras baterai perangkat dan data seluler tanpa diketahui oleh pengguna.

"Oleh karena itu, Chrome akan membatasi sumber daya yang dapat digunakan iklan sebelum pengguna berinteraksi dengan iklan tersebut," ungkap Product Manager Chrome, Marshall Vale, dalam blog Chromium. 

Fitur ini dirancang menggunakan sistem berbasis ambang batas tertentu untuk mengategorikan iklan yang termasuk ke dalam heavy ad. Tiga ambang batas kriteria heavy ad yang dimaksud Google, seperti tertuang di situsnya, adalah sebagai berikut.

- Iklan yang menggunakan thread utama selama lebih dari 60 detik secara keseluruhan
- Iklan yang menggunakan thread utama selama lebih dari 15 detik dalam periode 30 detik manapun
- Iklan yang menggunakan bandwidth jaringan lebih dari 4 megabyte

Nantinya, melewati mencapai ambang batas yang ditetapkan oleh Chrome, iklan tidak akan dimuat dan hanya akan menampilkan pesan seperti dijumpai oleh beberapa pengguna Twitter di atas. 

Baca juga: Apple dan Google Buktikan Banyak Orang Indonesia Mulai Beraktivitas di Luar Rumah

Menurut Google, iklan berat seperti ini jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 0,3 persen dari keseluruhan iklan di web. Meski hanya segelintir, dampaknya besar untuk pengguna sehingga Google memutuskan untuk memblokirnya lewat Chrome. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat