Permintaan Laptop Terdongkrak Akibat Kerja dan Belajar dari Rumah
- Sebagian besar penduduk dunia kini sedang melakukan physical distancing atau jaga jarak aman untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19.
Para pekerja pun diminta untuk bekerja dari rumah atau work from home sementara pelajar harus belajar dari rumah memanfaatkan jaringan internet dan melakukan segala hal serba virtual.
Ternyata, perubahan gaya kerja dan sekolah ini berdampak pada peningkatan permintaan laptop dan perangkat pendukung lain, termasuk internet.
Padahal, beberapa pabrikan laptop dan komponennya memprediksi penurunan permintaan akibat lesunya ekonomi global sebagai dampak pandemi virus corona.
Baca juga: YouTube Sediakan Situs Khusus untuk Bantu Anak Belajar dari Rumah
Namun, permintaan di retailer rupanya meningkat berkat aturan kerja dari rumah. Di Jepang, pabrikan laptop Dyanbook mengaku banyak mendapat permintaan laptop.
Hal yang sama juga dialami kompetitornya, NEC yang menawarkan laptop yang ramah tele-working, seperti menyematkan speaker yang lebih bertenaga di laptopnya. Vendor asal Korea Selatan, Samsung, juga melaporkan kenaikan 20 persen untuk ekspor material semikonduktor.
Di Autralia, salah satu retailer elektronik JB Hifi melaporkan, selain ada peningkatan permintaan untuk sejumlah perangkat pendukung kerja dan belajar dari rumah, penjualan perabot rumah juga naik.
Lalu lintas internet makin padat
Banyaknya orang yang bertatap muka secara virtual juga membuat lalu lintas internet semakin padat. Walhasil, kapasitas pusat data yang dibutuhkan akan lebih banyak untuk menampung trafik.
"Lebih banyak orang yang bekerja dan belajar dari rumah selama pandemi, ada peningkatan permintaan layanan internet, artinya pusat data membutuhkan pipa lebih besar untuk menampung trafik," jelas Park Sung-soon, analis dari Capr Investment & Securities.
Hal itu turut diamini oleh salah satu pejabat dari Kementerian Perdagangan Korea Selatan. Ia mengatakan bahwa layanan cloud mendorong penjualan chip server, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Venture Beat, Senin (30/3/2020).
Baca juga: Dukung Kerja dari Rumah, Langganan CloudX Meeting Digratiskan Sebulan
China, negara yang paling awal menyelenggarakan karantina akibat wabah corona, lebih dulu mengalami peningkatan permintaan chip server.
Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa di sana, seperti Alibaba, Tencent, dan Baidu, bergegas merespons kebijakan pemerintah setempat kala itu yang melakukan karantina wilayah.
"Perusahaan cloud membuka platform mereka, membuka pintu bagi pengguna lama dan baru untuk menggunakan sumber daya mereka lebih banyak secara gratis untuk mendukung operasi ini," kata analis Canalys, Yih Khai Wong.
Harga chip naik
Menurut Wong, apa yang dlakukan perusahaan telekomunikasi China menjadi preseden baik bagi negara-negara yang sekarang sedang mengalami karantina wilayah. Tingginya permintaan akan infrastruktur cloud turut mendorong kenaikan harga chip.
Baca juga: Mengatur Waktu saat Kerja dari Rumah Lewat Aplikasi Toggl
Harga chip DRAM dilaporkan naik 6 persen sejak 20 Februari lalu, menurut data dari situs pelacak harga DRAMeXchange. Selain karena permintaan tinggi, kenaikan harga juga disebabkan oleh tersendatnya pasokan.
Dari survei yang dilakukan asosiasi kelompok dagang industri elektronik, IPC International, sekitar 69 persen produsen elektronik, memprediksi kemungkinan keterlambatan pemasokan yang memakan waktu rata-rata tiga minggu.
Setengah dari responden berharap bisnisnya kembali normal sekitar bulan Juli mendatang.
Tiga perempat responden lainnya memperkirakan bisnisnya kembali normal bulan Oktober mendatang.
Terkini Lainnya
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Tips Membersihkan Laptop saat Bekerja dari Rumah
- Polaroid Rilis Kamera Instan "Polaroid Now"
- Samsung Rilis Update untuk Perbaikan Kamera Trio Galaxy S20 di Indonesia
- Kiat Jadi Fotografer Pro Berbekal Kamera Ponsel
- Aplikasi Pelacak Covid-19 Dirilis untuk Publik Pekan Depan