cpu-data.info

Kecewa pada Zuckerberg, "Luke Skywalker" Hapus Akun Facebook

Mark Hamill bermain sebagai Luke Skywalker dalam Star Wars: The Last Jedi.
Lihat Foto

- Aktor pemeran Luke Skywalker di saga Star Wars, Mark Hamill menghapus akun Facebook miliknya. Kabar itu disampaikan aktor 68 tahun ini melalui akun Twitter pribadinya, @HamillHimself.

Pemeran Luke Skywalker ini mengaku geram dengan keputusan CEO Facebook, Mark Zuckerberg yang masih mempertahankan iklan politik di jejaring sosial buatannya.

Iklan politik di Facebook, memang tengah sedang menjadi sorotan, khususnya di Amerika Serikat jelang pemilu 2020 di negara tersebut.

Banyak orang mengecam iklan politik di Facebook karena tidak sedikit yang bermuatan propaganda dan kebohongan demi memenangkan sang pengiklan.

Baca juga: Facebook Akui Bantu Donald Trump Menangi Pilpres AS

Bahkan pada Oktober lalu, Facebook mengatakan tidak akan melakukan pemeriksaan fakta untuk iklan politik yang akan beredar di platform tersebut.

"Saya sangat kecewa bahwa Mark Zuckerberg lebih mengutamakan profit ketimbang kebenaran, itu lah sebabnya saya memutuskan untuk menghapus akun Facebook saya," tulis Hamill yang diikuti tagar #PatriotismOverProfit.

Hamill juga kemudian menambahkan dua emoji berupa bendera dan kantong dengan lambang dollar Amerika Serikat.

Sayangnya, emoji yang dipilih agaknya keliru, alih-alih bendera Amerika Serikat, Hamill justru meletakan emoji bendera Malaysia, yang sepintas memang mirip.

Ia juga melampirkan tautan artikel dari New York Times sebagai referensi dengan judul "Facebook Mengatakan Tidak Akan Mengurangi Kebohongan di Iklan Politik".

Artikel tersebut memuat pernyataan dari Director of Product Management Facebook, Rob Leathern.

"Dalan ketiadaan regulasi, Facebook dan beberapa perusahaan merancang kebijakan mereka sendiri," kata Leathern dalam artikel tersebut.

"Kami telah mendasarkannya pada asas bahwa setiap orang bisa mendengar dari orang yang mereka harap menjadi pemimpin mereka, cela dan segalanya, serta apa pun yang mereka katakan harus dicermati dan diperdebatkan dalam publik," lanjut Leathern dikutip dari Mashable.

Dirangkum KompasTekno dari The Verge, Senin (13/1/2020), Facebook disebut akan mengubah sedikit regulasinya terkait iklan politik di Facebook setelah mendapat pengawasan dari parlemen.

Baca juga: Facebook Tak Lagi Pakai Nomor HP untuk Keamanan 2 Langkah

Salah satu aturan yang akan diubah adalah regulasi tentang pembatasan alat untuk menargetkan iklan.

Isu iklan politik ini juga diperdebatkan dalam internal Facebook, bahkan ratusan pegawainya sampai mengirim surat terbuka untuk Zuckerberg.

Dalam suratnya, mereka mengungkapkan penolakan soal kebijakan iklan politik dengan alasan "mengancam apa yang diperjuangkan Facebook".

Berbeda sikap dengan Zuckerberg, CEO Twitter justru memutuskan untuk melarang semua iklan berbau politik di platform mikroblogging itu. Aturan itu tidak hanya berlaku di AS saja, namu semua negara.

Baca juga: CEO Twitter Unfollow Mark Zuckerberg, Sengaja Dipamerkan?

"Kami percaya pesan politis seharusnya diperoleh bukan dibeli," kata Dorsey dalam salah satu twitnya bulan Oktober lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat