Netflix Dianggap Permudah Sineas Indonesia untuk Go Internasional

JAKARTA, - Layanan streaming film digital seperti Netflix, tidak hanya memudahkan orang-orang untuk menonton film. Platform ini juga dianggap membuka jalan sineas untuk tampil di kancah internasional.
Hal tersebut diakui oleh sutradara dan produser film, Timo Tjahjanto. Menurut pria yang menyutradarai film The Night Come for Us ini, rata-rata paltform digital yang populer cakupannya berskala global.
"Ketika saya membuat film The Night Come for Us, lalu Sebelum Iblis Menjemput, saya sangat merasakan bahwa Netflix membantu saya untuk terekspos ke dunia internasional. Bukan saya, tapi lebih ke filmnya sendiri," ungkap Timo.
Film yang tayang pada tahun 2018 lalu ini menjadi film original Netflix pertama yang berasal dari Indonesia.
Timo mengaku, sebelum platform digital hadir, jalan menuju dunia internasional hanya bisa ditempuh melalui partisipasi di festival film, yang harus melalui tahap seleksi ketat terlebih dahulu.
Baca juga: Netflix Investasi Rp 14 Miliar untuk Pengembangan Sineas Indonesia
Platform digital, kata Timo, memberikan sesuatu yang instan dan gengsi secara bersamaan. Terutama saat di media sosial, banyak orang-orang dari negara lain membicarakan fim-film Indonesia di Netflix.
"Jadi jelas bahwa Netflix itu menjadi salah satu cara bagi talent-talent kita untuk ke dunia luar dan itu saya sangat berterima kasih banyak," ujar Timo.
Menambah pendapatan
Tidak hanya mendapatkan perhatian di kancah internasional secara instan, platform digital juga menjadi sumber pendapatan baru bagi para pembuat film.
Timo mengaku penjualan film dari platform digital sangat membantu. Hal senada juga dikatakan oleh produser film Tabula Rasa, Sheila Timothy.
"Jadi kita tidak hanya mengandalkan pada bisokop saja, tapi juga dari pintu lain," kata Sheila.
Lala, panggilan akrab Sheila, mengatakan bahwa pendapatan dari platform digital kini bahkan menyalip pendapatan dari penayangan film di televisi.
Baca juga: Menkominfo Imbau Netflix Perbanyak Konten Lokal dari Indonesia
"Padahal kalau 2016 televisi swasta atau televisi tak berbayar jadi penghasilan kedua setelah bisokop, karena OTT (paltform digital over the top) sudah naik," ungkap Sheila saat ditemui di kantor Kemendikbud, Kamis (9/1/2020).
Lala, yang juga aktif di Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), mengatakan ada banyak hal yang mendorong peningkatan pendapatan film dari platform digital.
Selain distribusi film yang semakin besar karena semakin banyak platform digital, meningkatnya kecepatan internet dan makin banyaknya pengguna juga ikut mendongkrak hal tersebut.
Terkini Lainnya
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Harga iPhone XS dan XS Max Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan
- Daftar HP yang Support E-SIM XL buat Migrasi Kartu SIM
- Cara Mengatasi Gagal Aktivasi MFA ASN Digital karena Invalid Authenticator Code
- Cara Beli E-SIM Indosat dan Mengaktifkannya
- 75 Twibbon Paskah 2025 untuk Rayakan Kebangkitan Yesus Kristus
- Infinix Note 50s 5G Plus Meluncur, Smartphone dengan Casing Unik yang Wangi
- Jadwal MPL S15 Hari Ini, "Derby Klasik" RRQ Hoshi Vs Evos Glory Sore Ini
- Tablet Motorola Moto Pad 60 Pro dan Laptop Moto Book 60 Meluncur, Daya Tahan Jadi Unggulan
- WhatsApp Siapkan Fitur Baru, Orang Lain Tak Bisa Simpan Foto dan Video Kita
- Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama
- 7 Penyebab Battery Health iPhone Turun Drastis yang Perlu Diketahui
- Google Tiru Fitur Browser Samsung Ini untuk di Chrome
- Cara Beli E-SIM Tri, Harga, dan Aktivasinya
- 2 Cara Mengaktifkan E-SIM XL dengan Mudah dan Praktis