Google Akan Akhiri Skema Penghindaran Pembayaran Pajak

- Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google dikabarkan bakal
mengakhiri penggunaan celah untuk menghindari kewajiban pajaknya, atau yang yang dikenal sebagai celah "Double Irish" dan "Dutch Sandwich".
Celah "Double Irish" dan "Dutch sandwich" ini memungkinkan Google untuk menghindari pembayaran pajak pemasukan perusahaan di Irlandia, dan mengalihkannya ke Belanda atau Bermuda.
Namun di tahun ini, skema tersebut sudah tidak lagi digunakan untuk mengantisipasi peraturan penghindaran pajak yang lebih ketat.
Baca juga: Pemerintah Kejar Pajak Google, Facebook, dan Netflix dengan Omnibus Law
Selain itu, langkah ini juga dilakukan Google untuk menyesuaikan dengan perubahan undang-undang pajak Amerika Serikat (AS) dan Irlandia.
Seperti diketahui, selama ini Google mengalihkan pendapatan yang diperoleh dari luar Amerika Serikat ke Google Ireland Holdings yang ada di Irlandia.
Google kemudian mengalihkan pendapatan yang didapat dari perusahaannya di Irlandia tersebut, ke anak usahanya yang berada di Belanda.
Anak usaha Google yang berada di Belanda itu merupakan afiliasi yang berbasis di Bermuda, di mana perusahaan tidak perlu membayar pajak penghasilan.
Selama lebih dari satu dekade, undang-undang pajak Belanda, Irlandia, dan Amerika Serikat (AS) mengizinkan Google untuk menikmati tarif pajak, efektif hanya satu digit atas keuntungan mereka di luar Amerika Serikat (AS).
Besarannya sekitar seperempat dari tarif pajak rata-rata di pasar luar negeri. Strategi pajak itu sah, dan memungkinkan Google menghindari pajak penghasilan Amerika Serikat (AS), ataupun pajak dari keuntungan yang diraih Google dari negara-negara di Eropa.
Baca juga: Menkominfo Johnny Plate Akan Kejar Pajak Perusahaan Digital
Dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (7/1/2020), pada 2018, Google memindahkan 21,8 miliar euro atau setara Rp 339,5 triliun melalui perusahaan induk Belanda ke Bermuda.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah pada pada tahun 2017 yang senilai 19,9 miliar euro, atau setara Rp 309,9 triliun.
Meski Google akan menghentikan skema penghindaran pajaknya, namun sampai saat ini masih belum ada konfirmasi tanggal pastinya.
“Tanggal penghentian kegiatan lisensi perusahaan belum dikonfirmasi oleh pimpinan senior. Namun, manajemen berharap bahwa penghentian ini akan berlangsung pada 31 Desember 2019 atau pada 2020," ujar seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.
Google juga mengatakan bahwa perusahaannya akan membayar seluruh pajaknya.
"Kami sekarang sedang menyederhanakan struktur perusahaan dan akan melinsesikan IP (kekayaan intelektual) dari Amerika Serikat (AS), bukan Bermuda," ujar juru bicara Google.
Selain itu, Google juga dikatakan siap membayar seluruh pajak penghasilan tahunan selama satu dekade terakhir, dengan tarif pajak efektif global lebih dari 23 persen.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis