Setelah Angkatan Laut, Giliran Angkatan Darat AS Dilarang Pakai TikTok
- Setelah angkatan laut AS (US Navy) yang dilarang menggunakan dan menyimpan aplikasi TikTok dalam ponsel mereka, kini giliran tentara angkatan darat AS (US Army) yang dilarang menggunakan aplikasi asal China tersebut.
Aplikasi video musik yang dimiliki ByteDance yang berbasis di Beijing ini dianggap mengancam keamanan nasional Amerika Serikat karena diduga meneruskan informasi ke pemerintah China.
Baca juga: Angkatan Laut Amerika Serikat Dilarang Gunakan TikTok
"Ini (TikTok) dianggap sebagai ancaman siber," ujar seorang juru bicara angkatan darat AS. "Kami tak membolehkannya di ponsel-ponsel yang diberikan oleh pemerintah."
Desember lalu, para tentara angkatan darat AS telah diminta menghapus aplikasi TikTok dari ponsel yang diberikan oleh pemerintah. Meski demikian, mereka masih bisa menggunakannya di ponsel milik pribadi.
Larangan penggunaan Tiktok untuk angkatan darat ini muncul setelah senator Demokrat AS Charles Schumer dan Senator Republik AS Tom Cotton menulis surat kepada Direktur Intelijen Nasional AS Joseph Maguire untuk melakukan penyelidikan tentang keamanan Tiktok.
Baca juga: TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China
"Dengan adanya kekhawatiran ini, kami meminta Komunitas Intelijen melakukan penilaian risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh TikTok dan platform konten asal China yang beroperasi di AS," tulisnya dalam surat tersebut.
Senator Marco Rubio sebelumnya mengklaim bahwa TikTok sebelumnya telah berusaha menyensor konten di AS agar sejalan dengan kepentingan pemerintah China.
"(Aplikasi asal China) semakin banyak digunakan untuk menyensor konten dan membungkam diskusi terbuka tentang topik-topik yang dianggap sensitif oleh Pemerintah China dan Partai Komunis," lanjut Rubio saat itu.
Beberapa waktu berselang, TikTok kemudian merilis laporan transparansi pertamanya yang menunjukkan berapa banyak permintaan sensor konten yang diterima perusahaan dari badan pemerintah dan penegak hukum yang menggunakan Tiktok, termasuk Amerika Serikat.
Baca juga: TikTok Bantah Tudingan Jadi Mata-mata China
Dalam laporannya, persentase informasi yang diminta untuk penegakan hukum AS mencapai 86 persen, terdiri dari 79 total permintaan dan 255 total akun yang ditentukan akan disensor.
"TikTok berkomitmen untuk membantu penegakan hukum dalam situasi yang tepat sambil menghormati privasi dan hak-hak pengguna kami," tulis perusahaan dalam laporan transparansi seperti dihimpun KompasTekno melalui ZDNet, Senin (6/1/2020).
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16