China Larang Anak-anak dan Remaja Main Game Lebih dari 90 Menit
- Ada kabar buruk bagi pemain game yang tinggal di China. Pemerinah Negeri Tirai Bambu tersebut pekan ini memberlakukan serangkaian aturan baru untuk memerangi masalah kecanduan video game di kalangan muda.
Para gamer usia anak-anak dan remaja di sana pun kena imbasnya. Semua orang yang belum berumur 18 tahun kini dilarang main game lebih dari 90 menit per hari. Itu pun dibatasi hanya boleh main antara pukul 08.00 pagi hingga pukul 22.00 malam.
Waktu 90 menit berlaku untuk hari kerja (weekday). Buat akhir pekan, batasannya dilonggarkan menjadi 180 menit alias 3 jam.
Baca juga: Remaja 17 Tahun Meninggal di Depan PC setelah Main Game Semalaman
Tak cuma soal waktu, jumlah uang yang dibelanjakan untuk transaksi di dalam game -misalnya untuk membeli item virtual- juga ditentukan maksimal hanya senilai Rp 392.000 hingga Rp 800.000 per bulan, tergantung umur si gamer.
Padahal, China merupakan salah satu pasar game online terbesar dengan nilai pendapatan mencapai 33 miliar dollar AS (Rp 462 triliun) per tahun.
Nantinya, untuk mengimplementasikan serangkaian batasan di atas, semua gamer di bawah umur di China mesti login ke game online dengan nama asli dan nomor kartu identitas.
Cegah rabun jauh dan gangguan belajar
Aturan-aturan pembatasan game diberlakukan untuk mencegah anak-anak dan remaja China terkena efek negatif bermain game, seperti kecanduan, kerusakan mata (rabun jauh), hingga terganggunya kegiatan belajar mengajar yang bisa mempengaruhi nilai akademis.
"Masalah-masalah (akibat game) ini berdampak pada kesehatan fisik dan mental dari kalangan muda, juga kehidupan dan kegiatan belajar mereka," sebut otoritas publikasi China, National Press and Publication Administration, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: WHO Tetapkan Kecanduan Game sebagai Masalah Kesehatan
Sebagian analis berpendapat aturan baru soal pembatasan game kemungkinan tidak akan berpengaruh banyak terhadap industri game online China. Sebab, banyak pembuat game yang memang sudah menerapkan batasan umur pemain sedari awal.
Beberapa pihak menyambut regulasi pemerintah Negeri Panda ini dengan skeptis karena kemungkinan masih bisa diakali oleh pemain belia dengan sejumlah cara. Mereka, misalnya, bisa saja memakai nama dan nomor identitas orangtua untuk login.
Pembatasan juga kemungkinan bakal sulit dipantau apabila orang yang bersangkutan bermain game offline yang tidak tersambung ke internet atau akun online, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari New York Times, Sabtu (9/11/2019).
Terkini Lainnya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- YouTube Rilis Fitur Saweran "Jewels", Mirip Coin di TikTok
- Cara Buat Daftar Isi yang Bisa Diklik Otomatis di Google Docs
- Twilio Ungkap Rahasia Cara Memberi Layanan Pelanggan secara Maksimal
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Fungsi Rumus AVERAGE dan Contoh Penggunaannya
- 2 Cara Menyembunyikan Nomor saat Telepon di HP dengan Mudah dan Praktis
- Kata POV Sering Keliru di Medsos, Begini Arti yang Benar
- Cara Langganan GetContact biar Bisa Cek Tag Nomor Lain
- Samsung Bikin Galaxy S25 Versi Tipis demi Saingi iPhone 17 Air?
- Mana Lebih Baik, Laptop Windows atau Chromebook? Begini Pertimbangannya
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Kenapa Fitur Find My Device Tidak Berfungsi? Begini Penjelasannya
- Hati-hati, Ini Dia Risiko Pakai Password Sama di Banyak Akun Media Sosial
- Cara Mengubah Tulisan WhatsApp jadi Kecil di iPhone dan HP Android