Telkomsel Belum Untung Banyak dari "Big Data"

- Meski dunia sudah memasuki era "big data", operator seluler Telkomsel mengaku belum mampu mendulang untung dalam jumlah yang melimpah dari keberadaan big data tersebut.
Menurut Direktur Utama Telkomsel, Emma Sri Martini, hal tersebut disebabkan kesiapan teknis yang belum memadai.
Emma menuturkan saat ini pendapatan Telkomsel yang berasal dari big data tidak lebih dari 5 persen dari total pendapatan. Angka ini masih cukup kecil jika dibandingkan dengan potensi profit yang dihasilkan dari analisis big data.
Direktur Utama yang baru menjabat selama empat bulan di Telkomsel itu mengatakan, saat ini pemanfaatan big data memang menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Tahun depan, ia pun mengatakan akan membuat skema monetisasi yang lebih efektif.
Baca juga: Dirut Baru Telkomsel Pertimbangkan Buka Blokir Netflix
"Sekarang masih kecil, tidak lebih dari 5 persen dari total revenue. Ini masih jadi PR besar kita, karena kita belum dilengkapi dengan AI, analitics, belum lengkap jadi sangat masih minor. Nah, ke depan ini akan dimasifkan," kata Emma saat ditemui dalam acara CEO Talks di Menara Kompas, Jumat (27/10/2019).
Emma juga menambahkan saat ini, Telkomsel sedang mengembangkan sebuah sistem bernama Data Management Platform (DPM). Sistem tersebut nantinya akan dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) dan mesin analitik yang akan beroperasi tahun depan.
Mesin tersebut nantinya akan digunakan untuk membuat skema monetisasi. Data pengguna yang ada, nantinya akan dimanfaatkan untuk personalisasi produk untuk end user.
"Sistemnya baru akan 'live' di paruh pertama (2020). Masih belum terlalu signifikan karena masih dalam tahap pengembangan. Kita masih fokus untuk penggunaan internal usecase. Baru nanti paruh kedua untuk external usecase," ungkap Emma.
Baca juga: Emma Sri Martini Diangkat Jadi Dirut Telkomsel
"Big data" sendiri merupakan data dalam jumlah besar yang digunakan untuk kepentingan bisnis. Seperti misalnya lokasi pengguna, kebiasaan, hingga minat pengguna.
Sehingga dengan data-data tersebut, produsen bisa melakukan analisis tentang kebutuhan pelanggan sampai dengan kinerja produk. Hasil akhir yang diharapkan dari analisis ini tentu saja adalah monetisasi.
Terkini Lainnya
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android