cpu-data.info

Imbas Mati Listrik, Pendapatan Harian Smartfren Turun

ilustrasi
Lihat Foto

- Kejadian mati listrik (black out) yang terjadi di wilayah Jawa Barat, Jakarta dan sebagian Banten membuat operator seluler Smartfren mengalami penurunan pendapatan.

Deputy CEO Smarfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan, dalam satu hari ketika pemadaman berlangsung di sebagian Pulau Jawa itu, pihaknya kehilangan 10 persen dari pendapatan harian.

Baca juga: Imbas Mati Listrik, Jaringan Seluler di Jakarta dan Jawa Barat Terganggu

Djoko menerangkan berkurangnya pendapatan 10 persen ini berasal dari pelanggan yang batal melakukan top up pulsa sebagai imbas dari pemadaman listrik.

"Hanya kemarin hari Minggu mungkin berkurang 10 persen. Itu juga karena ada beberapa yang mati, tapi di daerah-daerah lain kan tidak semuanya," kata Djoko saat ditemui di acara peluncuran Xiaomi Redmi 7A di Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2019).

"10 persen pengguna harian saja. Untuk top up turun hari itu, tapi kan besoknya orang langsung top up lagi. Jadi tidak langsung masuk ke rugi laba," lanjutnya.

Baca juga: Xiaomi Redmi 7A Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya

Menurut Djoko, selama pemadaman tersebut tidak ada masalah yang terjadi pada infrastruktur Smartfren. Awalnya ada sekitar 2.000 ribu BTS yang terkena dampak, namun jumlahnya terus berkurang pada Minggu sore hari.

"Infrastruktur tidak ada masalah karena selama pemadaman kami sediakan baterai di setiap BTS, bisa 4 sampai 6 jam. Jadi ketika sudah habis, kami charge pakai genset," kata Djoko.

"Hanya kena sekitar 2.000 BTS dan sampai sore itu tinggal seribuan, dan sampai malam sudah aktif lagi semua," kata Djoko.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat