Hati-hati Aplikasi FaceApp Palsu Susupkan Iklan

- Aplikasi yang mengubah wajah menjadi tua atau muda, FaceApp, kembali digandrungi warganet.
Bahkan ada tagar #AgeChallenge yang menyeruak di dunia maya untuk memeriahkan hasil edit foto dari aplikasi tersebut.
Kepopuleran aplikasi FaceApp ini kemudian memicu pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat aplikasi serupa, namun tak sama.
Kaspersky, melalui keterangan yang diterima KompasTekno, Jumat (19/7/2019), mengatakan bahwa mereka menemukan aplikasi palsu yang menyerupai FaceApp. Namun, Kaspersky tidak menyebut nama aplikasi dimaksud.
Baca juga: Bahaya Tersembunyi di Balik #AgeChallenge Aplikasi Wajah Tua FaceApp
Namun, aplikasi palsu ini dirancang sedemikian rupa untuk menipu pengguna agar mereka menganggap bahwa itu adalah FaceApp yang orisinil.
Bukan hanya menipu saja, aplikasi tersebut juga dapat menginfeksi perangkat korban dengan modul adware yang disebut MobiDash. Sejatinya, adware MobiDash bekerja dengan menempel pada paket instalasi aplikasi.
Cara kerjanya, ketika aplikasi hendak dipasang di smartphone, aplikasi itu justru akan membuat instalasi gagal. Ketika instalasi gagal, adware akan "lepas" dari aplikasi tadi dan secara terselubung masuk ke dalam sistem ponsel.
Kemudian, seperti esensi adware, ponsel yang terinfeksi akan terus menampilkan iklan yang mengganggu.
"Orang-orang di belakang MobiDash sering menyembunyikan modul adware mereka dengan kedok aplikasi dan layanan populer," ujar Igor Golovin, peneliti keamanan dari Kaspersky.
Baca juga: FBI Diminta Selidiki Aplikasi #AgeChallenge FaceApp yang Viral
"Ini berarti bahwa kegiatan FaceApp versi palsu dapat meningkat, terutama jika kita berbicara tentang ratusan target hanya dalam beberapa hari. ,” kata Igor.
Hal yang harus diperhatikan pengguna
Untuk menghindari bocornya data-data rahasia dan mencegah adware menginfeksi ponsel, pihak Kaspersky menyarankan agar pengguna hanya mengunduh aplikasi dari sumber terpercaya.
Ketika hendak mengunduh sebuah aplikasi, pengguna juga disarankan untuk membaca ulasan dan peringkat aplikasi tersebut. Kemudian, jangan lupa untuk membaca keseluruhan perjanjian lisensi serta persetujuan pengguna dengan teliti.
Hindari meng-klik "next" atau "agree" secara spontan, dan perhatikan apa saja hal-hal yang bisa diakses oleh aplikasi tersebut.
Jika sekiranya tidak begitu penting dan berbahaya lantaran bisa mengakses kontak, misalnya, jangan izinkan aplikasi tersebut berjalan dan pengguna kemudian bisa meng-uninstall aplikasi itu.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e