Apple "Dihukum" Cuma Jadi Perusahaan Terinovatif ke-17
- Selama beberapa tahun, Apple diidentikkan sebagai perusahaan terinovatif dengan berbagai inovasi di produknya. Namun label tersebut agaknya mulai pudar.
Menurut majalah bisnis asal Amerika Serikat, Fast Company, Apple menduduki peringkat ke-17 sebagai perusahaan paling inovatif versi mereka. Fast Company mengkurasi 50 perusahaan dengan menilai inovasi yang dianggap memberi dampak pada industrinya masing-masing.
Apple terjun bebas dari peringkat nomor wahid yang disabetnya tahun 2018. Berkat produk Airpods dan iPhone X yang dirilis tahun 2017 lalu, Apple berhasil menjadi perusahaan paling inovatif di dunia tahun lalu.
Tak bisa dipungkiri, saat meluncurkan iPhone X, Apple memang membawa sejumlah inovasi yang kemudian menjadi role model vendor smartphone hingga tahun ini dengan segala perkembangannya.
Sebut saja bezel (bingkai) yang kian tipis di sisi dagu dan dahi yang menjadi debut "notch" atau layar poni untuk pertama kali. Lalu ada Face ID yang memindai wajah dengan kamera "TrueDepth" dengan menggunakan 30.000 titik inframerah dan gambar inframerah 2D untuk memetakan wajah pengguna.
Teknolgi tersebut digadang menjadi teknologi sistem keamanan paling aman di smartphone. Namun inovasi Apple tak berlanjut di iPhone XS yang rilis akhir 2018. Apple lebih memilih untuk mengembangkan teknologi yang sudah ada tanpa membubuhkan inovasi baru lainnya di trio iPhone 2018.
Sektor yang masih mendapat apresiasi Fast Company sebagai teknologi inovatif adalah prosesor A12 bionic yang tersemat di iPhone XS. A12 bionic disebut menjadi prosesor pertama yang bermanufaktur 7nm berbekal 6,9 juta transitor yang mampu meningkatkan kinerja perangkat lebih gegas dan lebih rendah konsumsi daya.
Baca juga: Minim Inovasi, Daya Tarik iPhone Disebut Makin Turun
Apple harus merelakan predikat perusahaan terinovatif kepada Meituan Dianping, sebuah perusahaan asal China yang mempelopori Super App atau aplikasi super yang mencakup beberapa layanan di satu aplikasi.
Meituan Dianping adalah sebuah platform yang menawarkan layanan pesan antar makanan, yang juga merambah ke layanan retail online, pemesanan hotel, dan tiket bioskop.
Posisi kedua diisi oleh startup decacorn Grab, yang disebut Fast Company telah memanfaatkan platform transportasi sebagai platform super app terbesar di Asia Tenggara.
Pada posisi ketiga perusahaan terinovatif, diduduki oleh Liga Basket Profesional Amerika Serikat, NBA. Dilansir KompasTekno dari Fast Company, Rabu (27/2/2019), komisioner NBA, Adam Silver menyebut bahwa NBA telah "mendemokrasi olahraga".
Selain menghadirkan layanan streaming, NBA juga memperluas cabang bola basket ke e-sport yang kini telah memiliki 21 tim. Layanan streaming NBA sendiri telah mendongkrak total pendapatan hingga 25 persen dengan peningkatan jumlah subscriber hingga 63 persen.
Terkini Lainnya
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya