Data Pengguna Dibobol, Saham Facebook Anjlok Rp 193 Triliun

- Facebook mengumumkan 50 juta akun penggunanya telah diretas oknum tak bertanggung jawab pada Jumat (28/9/2018) kemarin. Insiden ini seakan membuka kembali luka yang belum benar-benar sembuh pasca pencurian data pengguna oleh Cambridge Analytica beberapa bulan lalu.
Sebagai konsekuensinya, Facebook harus rela sahamnya anjlok 5 persen menjadi 162,57 dollar AS (Rp 2,3 jutaan) per lembar. Secara riil, Facebook harus kehilangan duit 13 miliar dollar AS (Rp 193 triliun).
Diketahui, Facebook merupakan satu dari empat raksasa teknologi yang tersohor di bursa Wall Street. Namun, rekan-rekan sejawatnya tercatat memiliki pertumbuhan bisnis yang signifikan dari tahun ke tahun.
Saham Amazon naik 69 persen sepanjang 2018, lantas Alphabet naik 12 persen dan Netflix naik 86 persen. Facebook satu-satunya yang hingga kini minus 9 persen, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (1/10/2018) dari Fortune.
Agaknya para investor mulai resah dengan kredibilitas Facebook. Jejaring sosial yang didirikan Mark Zuckerberg itu tak henti-hentinya tersangkut kasus keamanan yang sedikit banyak meruntuhkan kepercayaan pengguna.
Baca juga: 50 Juta Akun Facebook Dibobol, Baru Ketahuan Selasa Lalu
Pada 2016 lalu, Facebook terbukti bertanggung jawab dalam memenangkan Donald Trump pada Pilpres AS. Sebab, berita palsu yang menguntungkan citra Donald Trump sempat viral di Facebook dan dibiarkan begitu saja.
Masih berhubungan dengan Pilpres AS, ditemukan bahwa firma Cambridge Analytica yang membantu kampanye pemenangan Donald Trump ternyata telah mencuri 87 juta data pribadi pengguna Facebook.
Kasus ini menghebohkan dunia global, termasuk Indonesia. Pasalnya, data yang dicuri bukan cuma pengguna berdomisili Amerika Serikat, melainkan tersebar di berbagai negara.
Kembali ke peretasan baru-baru ini, oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan tiga celah yang ada pada fitur “View As” di Facebook. Fitur itu memungkinkan pengguna melihat profilnya dari sudut pandang orang lain.
Gara-gara celah itu, peretas bisa mengontrol tindakan apa yang dilakukan pengguna atas akun Facebook-nya. Jika tersinkronisasi dengan Instagram dan aplikasi pihak ketiga lainnya, bukan tak mungkin dampak peretasan ini bisa meluas.
Facebook sesumbar masih terus menyelidiki kasus peretasan ini, sembari melakukan upaya peningkatan keamanan. Bisa dipercaya atau tidak, itu keputusan masing-masing pengguna.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia