cpu-data.info

Go-Jek Disebut Sedang Menggalang Dana Rp 29 Triliun

Helm hijau Go-Jek menjadi salah satu penanda identitas pengendara ojek yang tergabung dalam layanan ojek panggilan tersebut
Lihat Foto

- Startup ride-hiling asal Indonesia, Go-Jek disebut sedang mencari suntikan dana segar sebesar 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 29,7 triliun). Sumber dalam yang familiar akan hal ini menyebut dana tersebut digunakan untuk akselerasi ekspansi Go-Jek di luar negeri.

Ia juga menambahkan jika sesi pencarian dana investasi Go-Jek akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan. Sayangnya, sumber tersebut enggan menyebut identitasnya karena informasi ini sangat privasi.

Perusahaan yang digawangi Nadiem Makarim ini sebelumnya telah disokong beberapa investor besar seperti Tencent Holding Ltd, Tamasek Holdingn Pte, dan Warburg Pincus.

Sayangnya, dilaporkan South China Morning Post, sebagaimana dirangkum KompasTekno, Senin (17/9/2018), perwakilan Go-Jek enggan memberikan komentar atas hal ini.

Go-Jek semakin agresif untuk melebarkan sayap keluar dari Indonesia. Terakhir, Go-Jek versi Vietnam dengan nama Go-Viet resmi mengaspal 12 September kemarin.

Di negara tersebut, aplikasi Go-Jek diklaim telah diunduh 1,5 juta kali dalam enam minggu dan memiliki 25.000 mitra Go-Jek.

Baca juga: Cara Go-Jek Mendidik Go-Viet

Dalam beberapa waktu ke depan, Go-Viet akan menawarkan fasilitas layanan lain seperti apliaksi Go-Jek di Indonesia, yakni Go-Car, Go-Food, dan Go-Pay.

"Konsumen butuh pilihan lain dan pasar harus lebih kompetitif agar pertumbuhan industri bisa berkelanjutan," ujar CEO Go-Jek, Nadiem Makarim saat meresmikan Go-Viet.

Go-Jek sesumbar akan menambah daftar negara lainnya, yakni Thailand, Singapura, dan Filipina. Pendanaan terakhir yang diterima Go-Jek adalah 1,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 22,3 triliun).

Dalam laporannya, Bloomberg menaksir valuasi perusahaan kini mencapai 5 miliar dollar AS (sekitar Rp 74,4 triliun).

Penetrasi Go-Jek ini disebut sebagai langkah untuk menyaingi startup sejenis asal Singapura, Grab yang telah mengakuisisi Uber di wilayah Asia Tenggara.

Grab sesumbar akan mendapatkan modal segara tahun ini sebesar 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 44,6 triliun).

Baca juga: Grab Komentari Ekspansi Go-Jek ke Vietnam

Menurut Yi Lim Kuo, Managing Partner Monk's Hill Venture Singapura, kedua perusahaan startup Asia Tenggara tersebut tengah berlomba meningkatkan modal. Keduanya juga saling merebut wilayah dengan menawarkan beragam jasa, seperti layanan pembayaran non-tunai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat