Ponsel Huawei dan ZTE Dilarang Dijual di Sekitar Markas Militer AS
- Para tentara di markas-markas militer Amerika Serikat (AS) yang tersebar di berbagai belahan dunia bakal kesulitan membeli smartpone Huawei dan ZTE.
Pasalnya, komando militer negara adidaya tersebut (Pentagon) pekan ini mengeluarkan larangan menjual ponsel dari kedua merk China tersebut di outlet retail yang berdekatan dengan instalasi militer AS di luar negeri. Alasannya disebut berkaitan dengan soal keamanan.
“Perangkat Huawei dan ZTE bisa membawa risiko untuk personel, informasi, dan misi militer,” ujar juru bicara Pentagon, Dave Eastburn.
Para tentara dan pelaut AS memang dibolehkan membeli smartphone di outlet sekitar markas mereka, tapi jumlahnya relatif sedikit. Tahun lalu, Eastburn menyebutkan hanya 2.400 unit ponsel Huawei dan ZTE yang terjual lewat outlet macam ini.
Meski demikian, Eastburn mengatakan para tentara sebenarnya bisa saja membeli smartphone di toko lain yang tak berada di sekitar markas.
Baca juga: FBI dan CIA Imbau Warga AS Tidak Pakai Huawei dan ZTE
Dia mengimbau tentara AS agar “berhati-hati dengan risiko keamanan” yang mungkin ditimbulkan oleh perangkat Huawei dan ZTE. Pentagon juga sedang menimbang apakah perlu mengeluarkan aturan lebih lanjut tentang penggunaan kedua merek China itu, di lingkungan militer AS secara keseluruhan.
Dicurigai mata-mata
Amerika Serikat menaruh curiga kepada Huawei dan ZTE, karena keduanya berasal dari China.
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Wall Street Journal, Kamis (3/5/2018), pihak militer AS khawatir pemerintah China menanam program mata-mata di ponsel Huawei dan ZTE, lalu menggunakannya untuk memantau pergerakan tentara AS, termasuk lokasi markas dan misi rahasia mereka.
Huawei dan ZTE telah berkali-kali membantah kecurigaan pemerintah AS. Terkait larangan Pentagon kali ini pun, seorang juru bicara Huawei mengatakan tak pernah diminta oleh pemerintah China untuk memata-matai negara lain. ZTE belum berkomentar.
AS belakangan mempersulit peredaran gagdet Huawei dan ZTE di negaranya. Otoritas telekomunikasi Federal Communications Commission misalnya, mengajukan aturan baru untuk memperketat pembelian perangkat telekomunikasi bermerek China.
Operator seluler AT&T pada Januari lalu tiba-tiba saja membatalkan perjanjian kerja sama dengan Huawei tanpa menerangkan sebabnya. Begitu juga dengan jaringan toko ritel Best Buy yang belakangan berhenti menjual smartphone Huawei di AS.
Huawei adalah pabrikan smartphone terbesar ketiga di dunia, setelah Samsung dan Apple, tapi hanya memiliki pangsa pasar kecil di AS. Sebaliknya, ZTE adalah pabrikan smartphone terbesar keempat di Negeri Paman Sam, dengan pangsa pasar 9,5 persen menurut data IDC.
Ponsel Huawei dan ZTE populer di negara-negara di luar AS, termasuk negara lokasi basis militer AS, seperti Jerman.
Terkini Lainnya
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja