Adobe Sudah Menentukan Tahun Kepunahan Flash

- Setelah dua dekade menyajikan aneka konten multimedia ke pengguna internet, Adobe Flash akan dipensiunkan pada 2020 mendatang.
Rencana tersebut diumumkan oleh Adobe awal pekan ini. Setelah waktu yang ditentukan, Adobe akan menyetop update Flash, sementara dukungan terhadap platform multimedia itu akan dihentikan oleh peramban-peramban web.
Bersama dengan pengumuman Adobe, Apple, Microsoft, Google, dan Mozilla mengatakan akan menurunkan dukungan terhadap Flash secara berangsur dalam waktu tiga tahun ke depan.
Perusahaan-perusahaan yang masih mengandalkan Flash diimbau agar beralih ke alternatif yang lebih modern, seperti HTML5.
Diciptakan lebih dari 20 tahun lalu, Flash dulu merupakan pilihan utama bagi developer web untuk membuat aneka konten multimedia, mulai dari game, video player, hingga aplikasi yang bisa berjalan di berbagai browser.
Ketika Adobe mengakuisisi Flash dari Macromedia pada 2005, Flash terpasang di 98 persen PC yang terkoneksi ke internet.
“Hanya ada sedikit teknologi yang punya dampak besar dan positif di era internet (seperti Flash),” ujar Vice President Product Development Adobe Creative Cloud, Govind Balakrishnan, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Rabu (26/7/2017).
Popularitas Flash mulai menurun saat Apple memutuskan untuk tidak mendukung platform tersebut pada iPhone. Flash memang tak populer di mobile lantaran haus daya dan memboroskan baterai. (Baca: Ramalan Steve Jobs soal Flash Jadi Kenyataan)
Flash juga kerap mengandung celah keamanan berbahaya yang bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk menyerang komputer.
Beberapa tahun terakhir, sejumlah browser memilih untuk tidak menjalankan konten flash secara default, tapi lebih dulu mengharuskan pengguna mengaktifannya secara manual.
Angka penggunaan Flash belakangan telah berangsur menurun. Pada 2014, 80 persen pengguna browser Chrome di deskop menggunakan Flash setiap hari. Angka tersebut telah menurun hingga kini hanya sekitar 17 persen.
“Tren ini mengungkapkan bahwa situs-situs bermigrasi ke teknologi open web yang lebih cepat dan lebih efisien daya dibanding Flash, selain lebih aman,” sebut Google dalam sebuah pernyataan.
Meski demikian, sejumlah game online masih mengandalkan Flash. Adobe mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Facebook dan developer game seperti Unity Technologies dan Epic Games untuk bantu memigrasikan aneka game mereka ke platform lain di luar Flash.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis