Apa Itu Ransomware Petya?

- Pada hari Selasa (27/6/2017), dunia cyber kembali dikejutkan. Setelah ransomware bernama WannaCry, kini giliran program jahat baru bernama Petya yang menyerang jaringan komputer di sejumlah negara.
Komputer korban yang terinfeksi Petya akan menampilkan sebuah pesan. Intinya menyatakan bahwa komputer tersebut sudah diblokir. Pemilik komputer diharuskan untuk menebusnya dengan membayar senilai 300 dollar AS dalam bentuk mata uang elektronik Bitcoin.
"Jika Anda melihat teks ini, maka file Anda tidak dapat diakses lagi, karena telah dienkripsi. Mungkin Anda sibuk mencari cara untuk memulihkan file Anda, tapi jangan buang waktu Anda. Tidak ada yang bisa memulihkan file Anda tanpa dekripsi kami, "kata pesan tersebut, menurut sebuah screenshot yang diposting oleh Channel 24 Ukraina.
Mengenal Petya
Program jahat ini hadir dengan berbagai nama. Banyak perusahaan keamanan menyebutnya sebagai Petya.
Kaspersky, salah satu perusahaan keamanan jaringan, menyebutnya sebagai NotPetya. Sementara itu, ESET mendeteksinya sebagai Win32/Diskcoder.C.
Menurut ESET, jika Petya berhasil menginfeksi komputer, ia akan mengenkripsi keseluruhan drive alias harddisk.
Kondisi ini diperparah karena serangan dikombinasikan melalui celah keamanan EternalBlue dan EternalRomance. Kemudian ia mengeksploitasi SMB yang sebelumnya digunakan WannaCry untuk masuk ke jaringan dan menyebar melalui PSExec untuk menyebar di dalam jaringan.
Tidak seperti WannaCry, Petya akan menyebar hanya melalui LAN, dan tidak melalui internet. Hanya dibutuhkan satu komputer yang belum di-patch untuk masuk ke jaringan, ransomware bisa langsung mendapatkan hak administrator dan menyebar ke komputer lain dalam satu jam.
Akibatnya banyak bank, jaringan listrik dan perusahaan pos terinfeksi. Bahkan kantor-kantor pemerintah yang memiliki keamanan berlapis berhasil ditembus.
Bukan untuk cari uang
Alfons Tanujaya dari Vaksincom menyebut, tidak seperti WannaCry, Petya sebenarnya diciptakan bukan untuk mencari uang. Petya hadir untuk merusak sistem komputer.
"Petya tetap bisa infeksi komputer meskipun sudah di-patch lengkap. Petya enkripsi bukan untuk uang, tetapi merusak sistem komputer," kata Alfons melalui layanan pesan singkat.
Si pembuat Petya sendiri diduga tidak mengetahui kunci dari enkripsi tersebut. Jadi, percuma saja membayar tebusan sebesar 300 dollar AS itu.
"Jadi (si pembuat Petya) tidak peduli untuk simpan kunci deskripsi. Kalau WannaCry itu rapi banget sistem penyimpanan kunci dan pengiriman kunci dijaga dengan sangat baik, supaya bisa dapat uang tebusan dari kunci deskripsi," tutur Alfons.
Terkini Lainnya
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Harga iPhone XS dan XS Max Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan
- Daftar HP yang Support E-SIM XL buat Migrasi Kartu SIM
- Cara Mengatasi Gagal Aktivasi MFA ASN Digital karena Invalid Authenticator Code
- Cara Beli E-SIM Indosat dan Mengaktifkannya
- 75 Twibbon Paskah 2025 untuk Rayakan Kebangkitan Yesus Kristus
- Infinix Note 50s 5G Plus Meluncur, Smartphone dengan Casing Unik yang Wangi
- Jadwal MPL S15 Hari Ini, "Derby Klasik" RRQ Hoshi Vs Evos Glory Sore Ini
- Tablet Motorola Moto Pad 60 Pro dan Laptop Moto Book 60 Meluncur, Daya Tahan Jadi Unggulan
- WhatsApp Siapkan Fitur Baru, Orang Lain Tak Bisa Simpan Foto dan Video Kita
- Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama
- 7 Penyebab Battery Health iPhone Turun Drastis yang Perlu Diketahui
- Google Tiru Fitur Browser Samsung Ini untuk di Chrome
- Cara Beli E-SIM Tri, Harga, dan Aktivasinya
- 2 Cara Mengaktifkan E-SIM XL dengan Mudah dan Praktis