Cerita Kota Kecil di China dengan Julukan "iPhone City"
- Foxconn, pabrik rekanan Apple di China yang merakit iPhone, beberapa kali tersandung kasus hukum karena dianggap memperlakukan pekerjanya secara tidak pantas. Di tengah kontroversi tersebut, ada secercah kontribusi Foxconn yang tak bisa dielakkan.
Foxconn telah memberikan kehidupan bagi Zhengzhou, kota kecil di mana Foxconn berdiri. Tak berlebihan jika Zhengzhou disebut sebagai "iPhone City".
Bagaimana tidak, Foxconn tiap harinya memproduksi rata-rata 500.000 unit iPhone. Karenanya, pabrik Foxconn membutuhkan sekitar 300.000 pekerja yang notabene adalah penduduk Zhengzhou.
Jumlah itu akan bertambah pada waktu-waktu tertentu, yakni ketika Apple hendak merilis iPhone baru. Biasanya penambahan orang mulai dilakukan beberapa bulan sebelum iPhone teranyar dirilis, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Minggu (1/1/2017) dari laporan New York Times.
Dari total penduduk Zhengzhou yang berkisar 6 jutaan, 300.000-an penduduk bergantung hidup dari pabrik Foxconn. Jumlah itu berkontribusi pada perputaran duit di kota kecil yang terletak di Provinsi Henan, China Tengah tersebut.
Menurut hasil wawancara New York Times ke lebih dari 100 orang pekerja pabrik, bagian logistik, sopir truk, spesialis pajak, hingga mantan eksekutif Apple, perputaran duit dari produksi iPhone di Zhengzhou bisa mencapai miliaran dollar AS, meski tak disebutkan secara spesifik.
Baca: iPhone 7 Emas Bergambar Donald Trump Dijual Rp 2 Miliar
Simbiosis mutualisme
Penduduk Zhengzhou pun sulit menjadi pengangguran karena Foxconn menyediakan begitu banyak pekerjaan. Orang-orang bisa dengan mudah datang ke pabrik dan mendapat kerja.
Potensi ini didukung oleh pemerintah daerah. Sebagai balasan atas kontribusi pajak daerah yang disetor Foxconn, pemerintah memberikan 1,5 miliar dollar AS atau setara Rp 20 triliun kepada Foxconn.
Foxconn diminta mengalokasikan dana tersebut untuk membangun tempat tinggal pekerja dan membangun sistem operasi transportasi dan energi yang lebih baik. Sisanya, pemerintah memberikannya sebagai bonus karena Foxconn memenuhi target ekspor.
"Kami membutuhkan sesuatu untuk membangun bagian dari negeri ini. Ada pepatah tua yang bilang 'jika kamu membangun sarang, burung akan datang'. Saat ini burung sedang datang ke sangkar kami," kata perwakilan pemerintah daerah Zhenzhou, Li Ziqiang.
Baca: Pabrik iPhone Beneran Pindah ke Amerika Serikat?
Operasi Foxconn di Zhengzhou harus diakui merupakan simbiosis mutualisme untuk berbagai pihak. Pemerintah memperoleh pemasukan pajak yang besar, Apple bisa memproduksi iPhone dengan harga murah, serta lapangan pekerjaan yang luas bagi penduduk Zhengzhou.
Posisi Foxconn sendiri bisa dibilang aman dari segi politik dan ekonomi karena dibutuhkan berbagai kepentingan.
Namun, ada wacana dari Presiden AS terpilih, Donald Trump untuk memindahkan fasilitas produksi dari China ke AS.
Apple sepertinya mempertimbangkan rencana tersebut, meski rantai produksi Apple kebanyakan mengindikasikan penolakan. Lantas bagaimana dengan Foxconn? Belum ada komentar resminya.
Baca: Rantai Produksi iPhone di China Enggan Pindah ke AS
Terkini Lainnya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia