Nokia Resmi Tak Buat Ponsel Lagi

- Hari Jumat, 25 April 2014, Microsoft resmi merampungkan pembelian atas unit bisnis ponsel dan layanan Nokia dalam perjanjian akuisisi bernilai 7,2 miliar dollar AS.
Pertama kali diumumkan pada September 2013 proses akuisisi sempat terhambat masalah regulasi sehingga tidak dapat diselesaikan lebih awal sebelum akhirnya disetujui oleh agensi pemerintahan di seluruh dunia.
"Hari ini kami menyambut bisnis perangkat keras dan layanan Nokia ke Keluarga kami. Kemampuan mobile dan aset yang mereka bawa akan melanjutkan transformasi kami," ujar CEO Microsoft Satya Nadella yang dikutip oleh BBC.
Dua unit bisnis Nokia tersebut dinamai ulang menjadi Microsoft Mobile Oy dan dioperasikan sebagai anak perusahaan terpisah. "Oy" merupakan kata dalam bahasa Finlandia (Osakeyhtiö) yang merujuk pada sebuah perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki publik, seperti "Ltd" alias "Limited" dalam Bahasa Inggris.
Rampungnya proses akuisisi itu menandai berakhirnya kiprah Nokia sebagai produsen telepon genggam setelah sebelumnya sempat mendominasi pasar selama lebih dari satu dekade.
Masih belum diketahui apakah Microsoft akan tetap mempertahankan brand Nokia dan Lumia pada ponsel yang diproduksi setelah proses akuisisi. Pihak Microsoft mengatakan bahwa keputusan soal itu akan dibuat di kemudian hari.
Nokia sendiri akan melanjutkan hidup sebagai perusahaan yang berkonsentrasi di tiga area bisnis: insfrastruktur networking (NSN), layanan peta (HERE maps) serta Advanced Technologies (pengembangan dan lisensi teknologi).
Jadi pabrikan besar
The Verge mencatat bahwa Microsoft turut memboyong karyawan Nokia sebanyak 25.000 orang, lebih sedikit dari angka 32.000 yang dicanangkan sebelumnya.
Produsen Windows itu sekaligus menjelma jadi raksasa pabrikan ponsel (melalui unit bisnis Nokia yang dibeli) dengan angka pengkapalan tahunan mencapai lebih dari 250 juta handset, terbanyak kedua setelah Samsung.
Dari jumlah tersebut, hanya 30 juta ponsel yang berbasis Windows Phone (Lumia) bikinan Microsoft. Sisanya merupakan feature phone seri Asha dan Android Nokia X. Microsoft kini harus memikirkan manajemen semua perangkat yang tidak menjalankan Windows Phone itu.
Di sisi lain, pembelian Microsoft atas Nokia membuat perusahaan tersebut berubah menjadi pabrikan hardware paling dominan di ranah bisnis handset Windows Phone, platform yang dibuatnya sendiri.
Lini seri smartphone Lumia milik Nokia sejauh ini menguasai 90 persen pangsa pasar handset Windows Phone. Microsoft pun ditempatkan dalam posisi yang canggung, di mana perusahaan tersebut tengah berusaha memperluas adopsi Windows Phone di kalangan produsen ponsel lain, namun kini juga sekaligus bersaing langsung dengan mereka.
Terkini Lainnya
- HP Android Honor Power Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 8.000 mAh
- Ketika HP dan Laptop "Dibebaskan" Trump tapi Tetap Mahal di Indonesia
- Mark Zuckerberg Terancam Kehilangan Instagram dan WhatsApp
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Pasar Ponsel Dunia Tumbuh Awal 2025 berkat Ponsel Samsung dan Apple Ini
- Ini Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Dibanding Kartu SIM Seluler Fisik
- iPhone XS Masih Layak Dibeli Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Google Luncurkan Ironwood, Chip AI untuk Inferensi Skala Besar
- Spesifikasi dan Harga iPhone 16 Pro Max Max di Indonesia, mulai Rp 22 Juta
- Samsung Ajak Konsumen Jajal Langsung Galaxy A56 5G dan A36 5G di "Awesome Space"
- Cara Aktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone
- Tidak Ada Batas Waktu, Ini Cara Login dan Aktivasi MFA ASN
- HP Poco F7 Ultra dan F7 Pro Resmi di Indonesia, Harga Termurah Rp 7 Jutaan
- Link Download dan Cara Instal Safe Exam Browser buat Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025